Siapakah Calon Bupati Tuban 2011 - 2015?

Selasa, 09 Juni 2009

Lakpesdam & Ansor Kritisi Hasil Pileg

Nilai Masyarakat Sudah Jenuh Dengan Pemilu

(photo: Muhimmudin/ Sekretaris Ansor Tuban)

Carut marutnya suara warga Nahdliyin pada pemilu legeslatif kemarin yang dinilai oleh banyak kalangan sebagai kegagalan politik warga Nahdliyin disikapi oleh Muhimmudin, S.Ag, Sekretaris Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP.Ansor) Kabupaten Tuban.

Anjlok-nya sejumlah suara partai politik yang dekat dengan Nahdalatul Ulama' (NU) seperti halanya PPP, PKB dan bahkan PKNU adalah karena tidak fahamnya warga Nahdliyin akan perjuangan NU secara kultural ataupun struktural.
Banyaknya masyarakat yang tidak masuk dalam data pemilih tetep (DPT) merupakan bagian dari menurunnya suara parpol yang “berdekatan” dengan NU. S

elain itu pula pola pikir masyarakat yang sudah apatis akan pemilu dan sampai munculnya sikap atau prilaku prakmatis juga merupakan beberapa faktor penyebab berkurang-nya suara parpol yang berbasis warga nahdliyin.
“Banyak faktor penyebab menurunya suara parpol yang “dekat” dengan Nahdlatul ulama', akan tetapi yang pasti warga NU masih banyak yang belum tahu akan perjuangan dan kiprah NU pada masyarakat, sehingga mereka lebih mengutamakan keuntungan sesat”. Ujar Muhimmudin.

Muhimuddin yang juga Direktur Lakpesdam PC NU Tuban ini mengungkapkan, prilaku prakmatis masyarakat juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena menurutnya ada akibat, karena ada sebab-nya. Hasil diskusi PC Lakpesdam dan GP Ansor Tuban kemarin mencatat kalau masyarakat selain sudah jenuh dengan pola pemilu yakni mulai dari Pilkades, Pilbub, Pilgub, Pileg dan Juga Pilpres, ketika para calon pemimpin sudah menjadi pimpinan tidak ada perubahan yang siknifikan, bahkan cenderung lupa kalau sudah menjadi pejabat.


“Masyarakat juga sudah jenuh dengan Pil-pil, apalagi pemilu kali ini juga benar-benar jauh berbeda dengan proses pemilu sebelumnya, banyaknya partai dan calon legeslatif (Caleg) yang mengunakan berbagai macam strategi, bahkan sampai dengan mengunakan uang untuk meraup suara menjadi fenomena tersendiri dan menarik untuk dikaji” Lanjut Aktifis HMI saat masih kuliah di surabaya pada bhirawa.

Ditempat terpisah, Drs. Muhtarom Direktur LSM Yanata Tuban, menambahkan kalau hasil dari pemilu legeslatif kemarin adalah bukan sebuah mandat yang diberikan sepenuhnya oleh rakyat pada wakil-nya (Caleg.red). Akan tetepi sebuh mandat yang “dibeli” oleh para Caleg. Oleh karena itu, nantinya masyarakat tidak bisa berharap banyak pada wakilnya yang ada di gedung parlemen, karena mereka sudah membeli mandat yang “dijual” oleh rakyat itu sendiri.


“Ya..jangan berharap banyak dari mereka, masyarakat/rakyat sendiri sudah 'menjual' mandat itu pada mereka. Sangat masuk akal dan manusiawi sekali, ketika para wakil rakyat digedung parleman nanti tidak merespon lagi jeritan ataupun keluh rakyat-nya, lawong mereka sudah membeli mandat itu” Ujar Muhtarom.


Meski demikian, Muhtarom masih tetap berharap pada para anggota DPR hasil pemilu 9 April kemarin. Berapapun uang yang telah dikeluarkan untuk 'membeli' mandat dari rakyat, amanat dari undang-undang, DPR adalah wakil dari rakyat yang bertanggungjawab juga pada rakyat atau konstituen-nya selain pada partai yang mengusung.

“Kalau sudah tidak percaya pada DPR, Kan masih ada LSM, Pers yang merupakan bagian dari negara dan Demokrasi, laporkan saja pada LSM dan Pers ketika para wakil rakyat ini nanti tidak peduli lagi pada masyarakat, biar nanti kalau mau nyalonkan lagi tidak ada yang memilih, minimal citra partai yang mengusungnya juga ikut menanggung beban”. Pungkas Tarom.


by: kh. huda
(Lakpesdam Tuban)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar