tag:blogger.com,1999:blog-63113333515084227502024-03-05T09:15:59.093-08:00LAKPESDAM TUBANLembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya ManusiaLakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-60131129811769454732010-09-27T03:15:00.000-07:002010-09-27T03:22:29.466-07:00Deklarasi Fathonah for Tuban SatuPada tanggal 2 Oktober 2010, akan diselenggarakan Halal Bihalal Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Tuban sekaligus Deklarasi FATHONAH (Fathul Huda - Noor Nahar) sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 - 2016.<div><br /></div><div>Menurut Muhimmudin Ade, panitia telah membuat persiapan yang matang untuk mensukseskan momentum besar menuju Tuban Baru sebagai bagian dari konsep 'Negara Bermanfaat' bagi ummat. </div><div><br /></div><div>"Selama dua periode kepemimpinan Bupati yang sekarang, kebijakan pemerintah daerah hanya dijadikan alat untuk memperkaya penguasanya saja. Sehingga Fathonah dideklarasikan untuk mewujudkan konsep pemerintah daerah yang bermanfaat bagi ummat". Tegas Muhim.</div><div><br /></div><div>Peserta yang diundang dalam kegiatan Halal Bihalal dan Deklarasi tersebut diperkirakan sekitar 1000 orang yang meliputi semua pengurus NU, lembaga dan badan otonomnya dari tingkat ranting (desa), MWC (kecamatan), dan Cabang (kabupaten) serta undangan lainnya.</div><div><br /></div><div><br /></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-17998457653518030512009-06-10T03:58:00.000-07:002009-06-10T04:09:54.396-07:00Dari Suramadu, Kita Tatap Masa Depan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFDU_BkgGw2pjnQRQmEIbP5TraHyU5u7e2AdPmeuj_VWZsENv835tgU3wh97SUaAYuuTe2OBIOU0cPk718T2tMnxbQS4qsjxobph6LXVfwmdG73OjhJNw2hWeZBZu5u3d8qygyAnP8ZwE/s1600-h/suramadu+asyik.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 150px; height: 192px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFDU_BkgGw2pjnQRQmEIbP5TraHyU5u7e2AdPmeuj_VWZsENv835tgU3wh97SUaAYuuTe2OBIOU0cPk718T2tMnxbQS4qsjxobph6LXVfwmdG73OjhJNw2hWeZBZu5u3d8qygyAnP8ZwE/s320/suramadu+asyik.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345653711534536178" border="0" /></a><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqZpbHbc_oAeiYXcZglHAGMgNMO54rquDcOjgT_00Rt48a0tRjVgjoom7B-XZQyhbPwJdaRbwMdYRj3q5f1JlELksGA-TmE8idc-0lCCbwyA-ja1jfiOLCq7LzkJbLUC_UaqhqU3vxSCs/s1600-h/suramadu-tumpuk.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 130px; height: 195px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqZpbHbc_oAeiYXcZglHAGMgNMO54rquDcOjgT_00Rt48a0tRjVgjoom7B-XZQyhbPwJdaRbwMdYRj3q5f1JlELksGA-TmE8idc-0lCCbwyA-ja1jfiOLCq7LzkJbLUC_UaqhqU3vxSCs/s320/suramadu-tumpuk.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345653537957080498" border="0" /></a><div> </div><div style="height: 5px; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"> </div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="textsedang"><div style="text-align: center;"> <span style="font-family: trebuchet ms;">Oleh: Priyo Suprobo</span><br /></div><br /><b style="font-family: trebuchet ms;">BILA</b><span style="font-family: trebuchet ms;"> Malaysia punya menara kembar Petronas di Kuala Lumpur sebagai ikon kebanggaan, Indonesia memiliki Monas dan Jembatan Suramadu. Jembatan sepanjang 5,438 km itu merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Dari sisi panjang bentangannya, Suramadu masuk dalam 15 jembatan terpanjang di dunia.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Jembatan Suramadu dalam sejarah gagasan realisasi juga merupakan simbol sumbangsih pemikiran dan tekad kebangkitan nasional para pemimpin bangsa. Ia digagas sejak 1960-an oleh Ir Sedyatmo (alm) dari ide awal Tri Nusa Bima Sakti. Gagasan tersebut direspons positif oleh Presiden Soeharto (alm) dengan menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi/Kepala Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) B.J. Habibie sebagai ketua proyek pada 1986.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Kemudian, pembangunannya dimulai pada 20 Agustus 2003, yang dicanangkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada hari ini (10 Juni 2009), penggunaannya diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.</span><br /><br /><b style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br />Aspek Teknis Jembatan</b><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Secara teknis, bila semua peraturan dan standar perawatan diikuti, konstruksi jembatan itu akan mampu bertahan hingga tidak kurang dari 50 tahun. Kecepatan angin di sekitar jembatan diperkirakan 20-27</span><b style="font-family: trebuchet ms;"> </b><span style="font-family: trebuchet ms;">meter/detik. Namun, dimasukkan dalam perhitungan struktur lebih dari dua kali lipatnya. Direncanakan, kalau ada angin kencang atau membahayakan, bisa dipasang komponen pengendali angin atau operasi jembatan berhenti sementara/lalu lintas ditutup.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Prosedur operasi dan perawatan teknis jembatan secara standar yang telah ada selama ini di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum (Ditjen Bina Marga) tentu akan ditambah sehingga lebih lengkap. Ini perlu dilakukan karena konstruksi jembatan berada di atas laut yang rawan korosi atau karat serta kondisi cuaca lainnya. Apalagi di bawah jembatan itu juga dimanfaatkan jalur lalu lintas laut yang perlu dijaga kelangsungannya secara aman dan nyaman.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Biaya perawatan jembatan tersebut diperkirakan 27 miliar per tahun. Bila dibagi merata, biaya perawatan adalah sekitar 2,25 miliar per bulan atau 75 juta per hari. Dengan asumsi tarif ''promo" mobil Rp 35 ribu dan sepeda motor di kisaran Rp 3 ribu-3,5 ribu, maka diasumsikan bahwa biaya perawatan akan dapat diperoleh dari jumlah mobil dan motor yang lewat sekitar masing-masing 2.000 unit per hari.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Hal itu tentu sudah berada di dalam jangkauan skala ekonomis, mengingat bahwa jembatan tersebut diperkirakan akan dilintasi 4.000 mobil dan 8.000-9.000 motor per hari sesuai dengan kapasitas normal kapal feri penyeberangan sebelumnya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Uji coba pada bentang tengah untuk mengetahui lendutan telah dilakukan secara nyata beberapa hari yang lalu. Yaitu, dengan menjalankan truk trailer berkapasitas 40 ton/unit yang berjalan secara beriringan pada dua sisi jembatan di tengah bentang jembatan dan alhamdulillah aman. Meski demikian, beban bentang tengah jembatan perlu dipertahankan agar tidak melebihi kapasitas maksimumnya (1,25 persen dari uji coba awal).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Hal itu berarti harus dihindari terjadinya kemacetan yang lama dan lebih dari sekitar 50 mobil penumpang (dengan asumsi rata-rata beratnya satu ton) pada bentang tengah pada masing-masing sisi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu </span><i style="font-family: trebuchet ms;">monitoring</i><span style="font-family: trebuchet ms;"> terhadap kelancaran arus secara otomatis pada pintu masuk jembatan untuk menentukan pola antreannya serta penanganan kecelakaan cepat atau proses evakuasi singkat. Termasuk jika terjadi kebakaran di atas jembatan. Kekhawatiran perihal gempa bumi pun telah diantisipasi pada jembatan itu, dengan memasukkan beban gempa ke dalam perhitungan stukturnya.</span><br /><br /><b style="font-family: trebuchet ms;"><br />Pengembangan Ekonomi</b><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Sebagaimana pembangunan infrastruktur lainnya, dampak pembangunan Jembatan Suramadu itu terhadap faktor ekonomi dan budaya masyarakat sangatlah besar. Ini mengingat jembatan tersebut menghubungkan dua daratan dengan kultur dan kemajuan ekonomi yang berbeda. Surabaya sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Jatim dengan Madura seakan-akan menjadi kota satelit </span><i style="font-family: trebuchet ms;">extention</i><span style="font-family: trebuchet ms;"> dari Surabaya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Bila selama ini sering terkesan Pulau Madura agak tertinggal dari wilayah lain yang ada di Jawa Timur, maka dengan adanya jembatan baru ini, diharapkan kesenjangan tersebut dapat dihilangkan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Penelitian dari ITS menunjukkan bahwa industri-industri potensial yang bisa dikembangkan menurut indeks penyebaran dan indeks kepekaan pasca-Jembatan Suramadu adalah industri pupuk, kimia, dan barang dari karet, industri logam dasar (di Bangkalan), industri kertas dan barang cetakan (di Sampang), industri alat angkut mesin dan peralatannya (di Sumenep).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Dari data potensi lainnya yang belum tergali, maka hasil sektor pertaniannya, terutama tembakau, industri makanan dan minuman, serta garam dan lain-lain diharapkan bisa menjadi </span><i style="font-family: trebuchet ms;">supporting</i><span style="font-family: trebuchet ms;"> bagi industri besar yang dikembangkan menjadi kluster industri tertentu. Adanya kluster industri ini akan mampu mengombinasikan kekuatan ekonomi modal besar dengan kemampuan ekonomi masyarakatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Kita berharap, Jembatan Suramadu dapat digunakan untuk mempercepat dan memperluas pembangunan di Pulau Madura. Menilik sejarah kebudayaannya, banyak sekali kearifan lokal dan jiwa religius masyarakatnya. Sehingga, ''arah dan kecepatan'' pembangunan di sana harus benar-benar diperhatikan. Kesalahan arah pembangunan dapat berakibat penolakan atau resistensi masyarakatnya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Kecepatan yang sesuai akan dapat memberikan dampak positif bagi percepatan tingkat kesejahteraan masyarakatnya sehingga berdampak positif pula bagi Provinsi Jawa Timur. Kecepatan pembangunan juga diperlukan agar tetap memberikan sumbangan positif terhadap lingkungan dan kehidupan, baik bagi lingkungan alam, budaya, maupun kehidupan religiusnya.(*)</span><br /><br /><br /><br /><i style="font-family: trebuchet ms;">*) Priyo Suprobo, Rektor ITS Surabaya</i><br /></div><div style="text-align: justify;"></div><div style="clear: both; font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-33072404173680022802009-06-10T03:48:00.000-07:002009-06-10T03:51:25.540-07:00Kurang Siswa, SMPN Terancam Tutup<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfEjyfJM-O3zHM-tkrVKa1d4OVX472PuD7BhC37RrPAOP4gNXGR2RxxwZpNaiTF_HxN3XkJ2VOiQWHkJdsJD1aF86Hw49LruYgfuSxkjDD7dMhVNCaZ2I_900VedAzLS2DSv6WJqFBQ14/s1600-h/lamongan-logo+fix.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 118px; height: 147px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfEjyfJM-O3zHM-tkrVKa1d4OVX472PuD7BhC37RrPAOP4gNXGR2RxxwZpNaiTF_HxN3XkJ2VOiQWHkJdsJD1aF86Hw49LruYgfuSxkjDD7dMhVNCaZ2I_900VedAzLS2DSv6WJqFBQ14/s320/lamongan-logo+fix.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345649282090380626" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><span>Lamongan</span> - SMPN Solokuro, Lamongan, terancam ditutup. Sebab, setiap tahun sekolah tersebut selalu kekurangan murid. ''Tidak tertutup kemungkinan sekolah itu (SMPN Solokuro) ditutup dan siswanya dimerger dengan sekolah terdekat, misalnya SMPN Paciran,'' kata Kepala Dinas Pendidikan Lamongan Mustofa Nur kemarin (8/6).</span><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" > Menurut dia, meski ada rencana penutupan sekolah itu, tahun ini SMPN Solokuro tetap diberi kesempatan untuk membuka penerimaan siswa baru (PSB). </span><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /></span><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;">''Penutupan sekolah tidaklah mudah. SMPN Solokuro tetap diberi kesempatan menerima siswa baru tahun ini sambil dilihat, apakah tetap kesulitan mendapatkan siswa baru atau tidak,'' ujarnya.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Kalau ternyata siswa barunya meningkat, lanjut Mustofa, tentu rencana penutupan tersebut ditinjau ulang. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Tapi, kalau tetap sulit menerima siswa baru, rencana penutupannya semakin kuat.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Mustofa menjelaskan, biaya pengoperasian sekolah tersebut cukup tinggi karena tidak sebanding dengan jumlah siswanya. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">''Kami tetap berusaha mempertahankan sekolah itu karena untuk menampung para siswa tidak mampu di wilayah Solokuro agar tetap bisa bersekolah,'' ungkapnya.</span> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Mustofa menambahkan, kalau ternyata harus ditutup, yang paling ideal gedungnya dipakai untuk sekolah kejuruan. Sebab, saat ini sekolah kejuruan digalakkan untuk mencetak lulusan siap kerja.</span><br /></div></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-84651988518502134972009-06-10T03:16:00.000-07:002009-06-10T03:24:00.773-07:00Iskandar Bacakan Sendiri Pembelaannya<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdzwMSplv93-b7mvtkeJjzv8eGWgS_3I19oMgte73GMFqxNOHiOBI6rwbMDSlxFLqeWQyUrk_-byYWgSfPG_dXluEPBcfRhRcC1nUvKLCka4R7TdzZnhbP_auGHhDNo0ggaTXsKdzNPRQ/s1600-h/bojonegoro-logo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 83px; height: 120px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdzwMSplv93-b7mvtkeJjzv8eGWgS_3I19oMgte73GMFqxNOHiOBI6rwbMDSlxFLqeWQyUrk_-byYWgSfPG_dXluEPBcfRhRcC1nUvKLCka4R7TdzZnhbP_auGHhDNo0ggaTXsKdzNPRQ/s320/bojonegoro-logo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345641859406073378" border="0" /></a><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">Bojonegoro</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-family: trebuchet ms;"> - Setelah minggu lalu sempat tertunda terkait sidang pembelaan dengan terdakwa Iskandar dan Khusaeri. Kemarin siang (8/6) akhirnya sidang pembelaan dapat dilanjutkan. Bahkan dalam agenda sidang pembelaan kemarin, selain penasehat hukumnya yang membacakan, terdakwa Iskandar juga membacakan sendiri.
<br />
<br />
<br /></span>
<br /></span></span><o:p></o:p></span></div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Dalam sidang kemarin, terdakwa kasus dugaan korupsi pengadaan blanko Kartu Tanda Penduduk (KTP) di Kantor Catatan Sipil Dan Kependudukan (Kacapilduk) sejumlah Rp 91,2 juta ini menuturkan merasa kecewa atas sikap kejaksaan dalam penangkapan terhadap dirinya. Sebab, penangkapan yang dilakukan pada 24 Oktober 2008 silam saat masih berdinas di Kancapilduk yang berada di jalan Pattimura. "Waktu itu pukul 13.15 saya masih melayani tanda tangan dalam pembuatan KTP," kata terdakwa.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menurut Iskandar, waktu itu tanpa ada informasi awal dirinya didatangi oleh dua petugas dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Bojonegoro, yakni Sugeng Riyanta selaku Kasi Intel saat masih bertugas dan Suteknyo selaku Kasipidum.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Bahkan waktu itu, setelah pihak dua penyidik ini memintanya datang ke Kejari, seketika itu pula Iskandar langsung dibawa ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Dalam pembelaannya, dirinya menyesali atas sikap kejari yang tidak menggunakan asas praduga tidak bersalah. <o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">"Demi Allah, saya tidak melakukan tindakkorupsi," ucapnya saat membaca pembelannya dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) kemarin.
<br /></span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Dirinya mengungkapkan, pengadaan blanko KTP yang dilakukan waktu itu sangat penting. Sebab, saat masih memimpin di kancapilduk, pembuatan blanko ini berdasarkan atas UU Nomor 23 tahun 2006 tentang kependudukan. Hal inilah yang disampaikan terdakwa dalam sidang pembelaan kemarin.
<br /></span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Selain kedua terdakwa, yakni Iskandar dan Khusaeri. Dalam sidang kemarin didampingi oleh kedua penasehat hukumnya dari OC Kaligis, yakni Awang Lazuardi dan M Khusaifi.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Sidang pembelaan ini sengaja dilakukan, karena pada sidang sebelumnya pada senin lalu (25/5) Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kusnadi menuntut terdakwa dengan 2,6 tahun dan denda 100 juta subsider tiga bulan. Selain itu juga uang pengganti kerugian negara sebanyak 91 juta subsider tiga bulan. "Atas tuntutan JPU, penasehat hukumnya minta pembelaan," kata Kasipidsus Kusnadi selaku JPU dalam kasus dugaan korupsi ini.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Sementara majelis hakim ini dipimpin oleh Tumpanuli Marbun, dan dua anggotanya yakni I Wayan Sukanila dan Setya Yoga.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Sementara ketua majelis hakim Tumpanuli Marbun menuturkan, atas pembelaan yang disampaikan oleh terdakwa dan penasehat hukumnya. Pihaknya memberikan kesempatan terhadap M Kusnadi selaku JPU untuk memikirkan dan mempelajarinya. "Intinya PN memberikan kesempatan kepada JPU," ujar Marbun sapaan akrabnya.</span></p><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Semestinya sidang pembelaan ini dilakukan pada senin lalu (1/6). Akan tetapi, waktu itu sidangnya ditunda. Sebab, penasehat hukumnya belum siap dalam membacakan pembelaannya</span>. <b>(rij)</b></span></p><p style="text-align: justify;font-family:times new roman;" class="MsoNormal">
<br /></p><p face="times new roman" style="text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /></p><p face="times new roman" style="text-align: justify;" class="MsoNormal">
<br /></p><p face="times new roman" style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style="font-size:78%;">sumber: www.jawapos.co.id/radar</span>
<br /></p><div style="text-align: justify; font-family: times new roman;"> </div><p style="text-align: justify; font-family: times new roman;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-3195094561761508772009-06-10T03:08:00.000-07:002009-06-10T03:13:11.103-07:00Kades Ditangkap, Lantaran Terbukti Menimbun Mitan<!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNRVdzfdmJtoEjUzFirIzxawo12Rmbl1VPg1_Q6nZ2uivrChzZUC1arW-90thdC06x8YTdONZkeg0aytFpnOCKApde4fOBDVvazYBTZ8Bg9jBLXivScyhvltnSc7AlrxD3uf-ZAnEuxJU/s1600-h/bojonegoro-logo.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 89px; height: 121px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNRVdzfdmJtoEjUzFirIzxawo12Rmbl1VPg1_Q6nZ2uivrChzZUC1arW-90thdC06x8YTdONZkeg0aytFpnOCKApde4fOBDVvazYBTZ8Bg9jBLXivScyhvltnSc7AlrxD3uf-ZAnEuxJU/s320/bojonegoro-logo.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345639181954450626" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><b>Bojon</b></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" ><b>egoro</b> - Ulah Hariyadi, 30, Kepala Desa (Kades) Pucangarum Kecamatan Boureno tidak patut untuk dicontoh. Sebab, disaat mitan langka, justu Hariyadi menimbun minyak tanah (mitan) </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >di rumahnya, akhirnya Kades tersebut diamankan </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;font-size:100%;" >oleh aparat kepolisian.</span></div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >Hariya</span><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >di diamankan aparat dari Satreskrim Polwil Bojonegoro di rumahnya yang berada di Desa Pucangarum Kecamatan Boureno kemarin Minggu, pukul 16.00. </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >penangkapan ini setelah aparat Satreskrim Polwil menemukan cukup bukti berupa drum yang berisi mitan berada di rumahnya<o:p></o:p></span></div><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">"Setelah kami cek, ternyata 83 drum tersebut penuh berisi dengan mitan," kata Kasubbag Binamitra Polwil Kompol Suroto kemarin saat ditemui dengan menunjukkan 83 drum yang telah diamankan di Mapolwil Bojonegoro kemarin.<o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Dari penangkapan tersangka yang kini meringkuk di tahanan Polwil Bojonegoro, akhirnya aparat mengamankan 83 drum yang isinya sebanyak 200 liter. "Kalau dikalkulasi maka jumlah mitannya sebanyak 16.600 liter," ujar Kompol Suroto.<o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menurut Kompol Suroto, awal atas penangkapan terhadap tersangka setelah mendapatkan informasi warga sekitar. Sebab warga merasa resah, lantaran di daerah tersebut persediaan mitan langka. Sebaliknya Kades Pucangarum ini justru menimbun mitan. Setelah mendapat informasi dari warga, petugas dari Satreskrim Polwil langsung mengeceknya dan dilakukan penangkapan terhadap tersangka. Sementara penangkapan terhadap tersangka tidak merepotkan aparat. Sebab, saat ditangkap Hariyadi tidak dapat mengelaknya. <o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;">Menurut keterangan dari Kasubbag Binamitra Polwil Bojonegoro, tersangka menuturkan bisnis mitan ini telah dilakukan semenjak Maret lalu. Sementara mitan yang ditimbun ini didapatkan dari penjual rengkek. Suroto menambahkan, penimbunan mitan ini dengan maksud untuk mencari keuntungan yang besar. Sebab di saat mitan langka dan dibutuhkan, pihaknya dapat menjualnya nanti dengan harga di atas rata-rata. Dengan maksud untuk mendapatkan hasil yang besar. <o:p></o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><o:p> </o:p></span></p><div style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Kompol Suroto mengungkapkan, atas ulah tersangka yang terbukti menimbun mitan akan terancam dengan penjara enam tahun. Ancaman ini, lantaran tersangka terbukti melanggar pasal 53 dan 55 UU Nomor 22/2001 tentang migas. "Ancaman ini berdasarkan atas UU Migas, yang menyebutkan tersangka telah terbukti menyimpan, menimbun dan menguasai mitan," ujar mantan waka Polres Bojonegoro ini. </span><b style="font-family: trebuchet ms;">(rij)</b></span></p><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><br /></p><p style="text-align: justify;" face="trebuchet ms" class="MsoNormal"><span style="font-size:78%;">sumber: www.jawapos.com/radar</span><br /><span style="font-size:100%;"><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"> </div><p style="text-align: justify;font-family:trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:100%;"><span style="font-size:8;"><o:p> </o:p></span></span></p>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-68146143987950567892009-06-10T02:51:00.000-07:002009-06-10T03:00:07.499-07:00Penghargaan Bidang Pertanian Juga Diikutkan Kirab Adipura Hari Ini<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDSjj1vLC4NUZHGbctZM2J_8XKNxGdBMfXg-8UI6XqY5eNPNQOjcBFmiGJ-YxEtbMB34JU9ySf7i3H7oad8jxjweKonn2BPgKM-1tkewXz5JT7OSfZQmj2WON8PSILcGAtZjf4_yonBM/s1600-h/tuban-kirab+adipura.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 142px; height: 172px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuDSjj1vLC4NUZHGbctZM2J_8XKNxGdBMfXg-8UI6XqY5eNPNQOjcBFmiGJ-YxEtbMB34JU9ySf7i3H7oad8jxjweKonn2BPgKM-1tkewXz5JT7OSfZQmj2WON8PSILcGAtZjf4_yonBM/s320/tuban-kirab+adipura.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345636151418696098" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CXP%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><b><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></b> <p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><b><span style="">Tuban </span></b></span><span style=";font-size:100%;" >- Kinerja pemerintahan kabupaten Tuban tidak sia-sia. Setelah beberapa waktu lalu menerima adipura sebagi <st1:city st="on"><st1:place st="on">kota</st1:place></st1:city> kecil terbersih. Tuban juga berhasil menerima penghargaan program peningkatan produksi beras nasional (P2BN).</span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" >Penghargaan tersebut diberikan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) dalam acara jambore sekolah lapang pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (SLPTT) di Asrama Haji Donohudan Boyolali Jawa Tengah Senin (8/6) lalu. ''Ini baru pertama kali,'' kata Kabag Humas dan Media pemkab Tuban Tri Martojo ketika dikofirmasi. Namun, Tri Martojo belum menyebutkan secara rinci atas penghargaan tersebut.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" >Menurut dia, penghargaan dibidang pertanian itu nantinya juga akan diikutikan pesta kirab yang akan berlansung hari ini. Rencananya, kata Tri Martojo, kirab adipura dan juga adiwiyata, P2BN dan wahana tata nugraha (WTN) ini akan dimulai sekitar pukul 15.00 start pemkab Tuban. ''Nanti sebelum dikirab, badan lingkungan hidup (BLH) akan melaporan terlebih dahulu dan menyerahkan adipura ke Bupati. Setelah itu serahkan ke ketua DPRD dan dilanjutkan ke peserta kirab keliling <st1:city st="on"><st1:place st="on">kota</st1:place></st1:city> Tuban.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;">
<br /><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p><div style="text-align: justify;"> </div><p class="MsoNormal" style="font-family: trebuchet ms; text-align: justify;"><span style=";font-size:100%;" >Peserta kirab hari ini akan diikuti oleh semua elemen masyarakat dan muspika serta muspida. Yakni mulai RT, RW, kades/kelurahan, camat satuan kerja, pasukan kuning dan juga paguyuban pedagang kaki <st1:city st="on"><st1:place st="on">lima</st1:place></st1:city>. <b>(zak)</b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;">sumber: www.jawapos.co.id/radar</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;">photo: www.beritakota.net</span>
<br /><span style="font-size:78%;"><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;"><span style=";font-family:";font-size:8;" ><o:p> </o:p></span></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-46737657763803667612009-06-10T02:42:00.000-07:002009-06-10T02:49:23.613-07:00DAKWAAN JPU DITOLAK, SIDANG DILANJUTKAN SENIN DEPAN<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Qx23Kmx7qfjnve2J6dlGEBXi4VTvAEGsSfRcJ92A2VMByG_w6FPlGiVl-0addnnh-BqeQCHcYcc2MEEEsXkQD2KNUVrIUEkxTKwvTxzD_SxT04ymi-PJpinNA068zDW041kYmzEV7Qc/s1600-h/bojonegoro-santoso+jalan.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 194px; height: 125px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3Qx23Kmx7qfjnve2J6dlGEBXi4VTvAEGsSfRcJ92A2VMByG_w6FPlGiVl-0addnnh-BqeQCHcYcc2MEEEsXkQD2KNUVrIUEkxTKwvTxzD_SxT04ymi-PJpinNA068zDW041kYmzEV7Qc/s320/bojonegoro-santoso+jalan.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345633315383644610" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><span style="font-weight: bold;">Bojonegoro</span> - Setelah lama diproses di Kejaksaan, akhirnya kemarin mantan bupati Bojonegoro, M Santoso pertama kali duduk di kursi ruang pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Bojonegoro. Sidang pertama kali dengan terdakwa M Santoso berlangsung 45 menit, yakni mulai pukul 10.45-11.30 di ruang utama persidangan PN Bojonegoro.</span> <br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Dalam sidang kemarin, terdakwa dalam kasus dugaan Korupsi APBD tahun 2007 sebesar Rp 6 Milliar didampingi oleh penasehat hukumnya, yakni Abdus Salam dari Surabaya. Dari persidangan kemarin, terdakwa sekaligus penasehat hukum menolak isi dakwaan yang disampaikan oleh empat Jaksa Penuntut Umum (JPU).<br /><br />Bahkan dalam sidang kemarin, sebelum penasehat hukum menolak isi dakwaan, mantan bupati Bojonegoro ini pun dengan tegas mengatakan keberatan atas isi dakwaan yang disampaikan. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Penasehat hukum terdakwa, Abdus Salam menuturkan keberatannya lantaran kliennya dianggap sebagai terdakwa. Sebab, semestinya yang menjadi terdakwa dalam dugaan korupsi ini layaknya kabag keuangan M Zainurri bersama beberapa saksi atas peredaran uang tersebut. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br />"Bupati itu hanya menandatangani laporan SPJ (Surat Pertanggungjawaban), sehingga yang pas untuk terdakwa hanya kabag keuangan," kata pengacara yang berdomisili di Surabaya ini.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Lantaran keberatan dengan isi dakwaan yang disampaikan oleh JPU, ketua majelis hakim Pudji Widodo memberikan kesempatan kepada penasehat hukum untuk memberikan pembelaannya. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Sementara dalam persidangan kemarin, Abdus Salam meminta kepada majelis hakim untuk memberikan pembelaannya pada senin depan (15/6). "<br /><br />Pembelaannya kami sampaikan senin depan," kata Salam sapaan akrabnya. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Atas keinginan penasehat hukum ini, majelis hakim yang dipimpin Pudji Widodo ini pun merestui. Akan tetapi, majelis hakim berharap kepada penasehat hukum dan terdakwa untuk sidang lanjutan di laksanakan pukul 09.00. Sebab, atas molornya sidang yang dimulai pukul 10.45 kemarin mengganggu terhadap persidangan lainnya.</span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Selain itu, JPU juga sepakat atas pembelaan yang akan disampaikan pada senin mendatang.<br /><br />M Kusnadi menuturkan, seperti diawal terdakwa mantan bupati ini diancam dengan hukuman 20 tahun. Ancaman ini berdasarkan atas pasal 2 dan 3 UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Sementara terdakwa Santoso menuturkan pihaknya akan menghormati terhadap hukum yang berlaku. Untuk itu, dirinya akan hadir dalam persidangan mendatang. Bahkan saat sidang hingga berakhir mantan bupati Bojonegoro ini tetap seperti biasa dengan wajah yang tegar dan selalu tersenyum. Namun, saat ditanya bagaimana perasaannya, Santoso hanya berkilah.<br /><br />"Jangan tanya perasaan," sembari mengakhiri pembicaraan saat ditemui oleh para wartawan.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Kemarin, Santoso datang dengan menggunakan pakaian batik warna cokelat dan celana hitam. Dalam sidang kemarin, nampak ruang persidangan penuh. Sebab, simpatisan dan kader DPC Demokrat juga hadir. Suasana sidang lebih seru, lantaran saat persidangan hingga berakhir dalam kondisi hujan. (rij)</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br /><span style="font-size:78%;">Sumber: www.jawapos.co.id/radar</span></span><br /></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-64073009776208506932009-06-10T02:28:00.000-07:002009-06-10T02:36:59.711-07:00Rapor Merah Wali Kota, Pendidikan dan PAD Paling Buruk<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7rbFikidbp4HpBmoCr2fJzHD4c7T5nvtODqq1mG-vossNc1TfZE6oVDoub9Dd_4X5ddcJWSPK6tOg_wjj38JTO6iuvt0Bp2A3S0nOzlUU1_Y4Ai06BqQ-bPVVTix7lGv7iYIu4IMbNEA/s1600-h/simbol+surabaya.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 192px; height: 201px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7rbFikidbp4HpBmoCr2fJzHD4c7T5nvtODqq1mG-vossNc1TfZE6oVDoub9Dd_4X5ddcJWSPK6tOg_wjj38JTO6iuvt0Bp2A3S0nOzlUU1_Y4Ai06BqQ-bPVVTix7lGv7iYIu4IMbNEA/s320/simbol+surabaya.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345630084760118418" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CXP%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="State"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><st1:city st="on"><st1:place st="on"><b><span style="">SURABAYA</span></b></st1:place></st1:city><b><span style=""> </span></b></span><span style=";font-size:100%;" >- Penilaian buruk DPRD Surabaya terhadap kinerja pemkot selama 2008 merentang ke banyak bidang. Mulai sektor pengelolaan keuangan daerah, pendidikan, kesehatan, perencanaan pembangunan, hingga dalam hal ketenagakerjaan. Di antara beberapa faktor tersebut, sektor pendikan dan pengelolaan keuangan daerah mendapatkan sorotan paling tajam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >
<br />Di bidang pendidikan, Panitia Khusus (pansus) Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) DPRD Surabaya berpendapat bahwa Wali Kota Bambang Dwi Hartono tidak sungguh-sungguh merealisasikan dana bantuan operasional pendidikan daerah (bopda). Sebab, banyak sekolah swasta yang belum menerima dana hibah senilai Rp 50 miliar. Anggota Pansus Ahmad Suyanto menyayangkan banyaknya sekolah yang belum mendapatkan dana hibah tersebut.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Tapi, itu dibantah Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Sahudi. Menurut dia, bopda memang baru cair pada Mei. Dan, penyaluran dana hibah itu ke sekolah swasta memerlukan waktu yang panjang. Sebab, butuh ketelitian tinggi untuk mengecek setiap proposal pengajuan dana hibah yang masuk. Sahudi menolak dikatakan lambat dalam penyaluran bopda itu. ''Kami harus hati-hati dan tidak mau tergesa-gesa dalam pengurusan masalah ini. Jadi, kesannya memang lama,'' jelas Sahudi
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Selain itu, pansus LKPJ menilai bahwa angka partisipasi murni (APM) dan angka partisipasi kasar (APK) khusus SMP/MTs menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Angka APM turun dari 79,85 persen pada 2007 menjadi hanya 79,65 persen pada 2008. Dengan indikator itu, pansus menilai bahwa pemkot kurang sungguh-sungguh menyukseskan wajib belajar 9 tahun.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Untuk hal tersebut, Sahudi punya jawaban. Menurut dia, secara riil, dari tahun ke tahun justru terjadi peningkatan APM dan APK di Surabaya. Sahudi menjelaskan, pada 2005, APK mencapai 9.903 anak. Pada 2008, itu sudah menjadi 9.953 anak.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Begitu juga, APM. Pada 2005, angka APM adalah 7.818. Tahun lalu sudah 7.989 anak. ''Ini menunjukkan bahwa angka APM dan APK terus meningkat. Begitu <i>kok</i> dikatakan turun,'' ujar Sahudi. ''Persentase penurunan itu pun sebenarnya tidak sesuai. Sebab, biro pusat statistik (BPS) menggunakan data survei 2002,'' lanjutnya.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Selain masalah pendidikan, pansus LKPJ menyoroti turunnya angka pendapatan asli daerah (PAD). Selama empat tahun Bambang D.H. memimpin <st1:city st="on"><st1:place st="on">Surabaya</st1:place></st1:city>, tahun 2008 menjadi tahun terburuk. Pada 2008, PAD turun dari Rp 2.317.929.649.064 dari target Rp 2.366.640.310.450. ''Jumlah ini hanya sampai 97,11 persen. Meski sedikit, angka itu signifikan karena wali <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:city></st1:place> tidak mampu merealisasikan target yang diemban,'' ujar Ahmad Suyanto.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Kota Surabaya pun mengakui bahwa pemkot tidak dapat memenuhi target realisasi PAD pada 2008. Namun, Kabid Pendapatan Pajak Daerah Joes Tamadji meminta dewan proporsional dalam menilai. ''Yang dilihat jangan persentase realisasi terhadap target. Lihatlah peningkatannya,'' kata dia.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Berdasar data dinas pendapatan dan pengelolaan keuangan, sejak 2005 capaian realisasi PAD Kota Surabaya memang selalu di atas 100 persen. Baru pada 2008 pemkot tidak memenuhi target. Namun, pada 2008 pula kenaikan PAD dari tahun sebelumnya mencapai titik tertinggi. Jika pada 2007 PAD sebesar Rp 340.833.935.422, pada 2008 naik Rp 57 miliar. ''Tidak pernah <i>lho </i>ada kenaikan seperti ini sebelumnya,'' ujar Joes.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Apalagi, situasi ekonomi pada 2008 memburuk karena adanya krisis finansial global yang melanda Amerika Serikat dan menjalar ke negara lain. ''Katanya krisis. Tapi, PAD <st1:city st="on"><st1:place st="on">Surabaya</st1:place></st1:city> justru meningkat. Apa ini bukan prestasi?'' terang Joes.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Joes mengklaim, capaian PAD Kota Surabaya tidaklah buruk. Menurut dia, angka 96,11 persen masih bisa ditoleransi. ''Melesetnya <st1:state st="on"><st1:place st="on"><i>kan</i></st1:place></st1:state><i> </i>hanya 3,89 persen, tidak sampai 5 persen,'' imbuh dia. Joes menganalogikan capaian PAD Kota Surabaya dengan nilai mahasiswa. ''Dalam skala 100, angka 80 saja masih mendapat nilai A, apalagi 96,11,'' kata dia, lantas tersenyum. <b>(nur/uri/dos)</b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:78%;">sumber: www.jawapos.com</span>
<br /><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-65231994341214060442009-06-10T02:03:00.000-07:002009-06-10T02:06:07.567-07:00Bau Pesing Politik Minyak di Ambalat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg44obTxKNIr7Hz2XuQzI0rF8AspE5kTrF1auiveSeaj2rHQzgGyFDTtM-JIanir0_X-qTxS528PReE1Hy5VSQe6o4Jk-HQMwUhh1A4mmXonrH6p2xwAtxLMZ6dIhCSUHezNFVJXpFrNeo/s1600-h/ambalat+peta.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg44obTxKNIr7Hz2XuQzI0rF8AspE5kTrF1auiveSeaj2rHQzgGyFDTtM-JIanir0_X-qTxS528PReE1Hy5VSQe6o4Jk-HQMwUhh1A4mmXonrH6p2xwAtxLMZ6dIhCSUHezNFVJXpFrNeo/s320/ambalat+peta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345622438462006498" border="0" /></a><span style="font-weight: bold;font-size:130%;" ><span style="font-family:trebuchet ms;">Oleh: Jafar M. Sidik</span> </span><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><br />27 Mei 2005, Daniel Estulin, seorang penulis keturunan Rusia yang menginvestigasi keberadaan Paguyuban Bilderberg menulis, bahwa konfrontasi politik Indonesia dan Malaysia di kawasan kaya minyak di Laut Sulawesi menjadi topik diskusi utama anggota Bilderberg dalam satu pertemuannya pada 2005.<br /><br />Bilderberg adalah kumpulan orang-orang paling berkuasa di dunia yang misterius namun ditengarai sangat menentukan arah kecenderungan internasional. Mereka diantaranya para birokrat, industrialis dan bankir.<br /><br />Diantara anggota Bilderberg yang menghadiri Konferensi 2005 --konon diadakan tiap tahun-- adalah pimpinan British Petroleum (BP) Peter D. Sutherland dan bos Royal Dutch Shell Jeroen van der Veer.<br /><br />Mengutip Estulin, semua orang di Paguyuban paham bahwa perang akan memberi landasan bagi hadirnya pasukan pemelihara perdamaian PBB sehingga eksploitasi energi di Ambalat bisa mereka kontrol.<br /><br />Estulin mungkin provokatif, namun fakta menunjukkan ancaman pecahnya konfrontasi terbuka antara Indonesia dan Malaysia di Ambalat memang kian besar.<br /><br />Suhu konflik memanas hingga mencapai titik ekstrem pada 2005 dan paruh pertama tahun ini. Itu semua beriringan dengan kesepakatan eksplorasi minyak dengan para raksasa tambang minyak di perairan yang diklaim memiliki cadangan minyak 2 miliar barel dan 3-5 triliun kubik gas alam cair (LNG) itu.<br /><br />Sikap Malaysia sendiri mengeras setelah gugatan mereka di Sipadan dan Ligitan dimenangkan Mahkamah Internasional pada 2002 yang membuat batas lautnya memanjang hingga cukup untuk mengklaim Ambalat, termasuk Blok XYZ yang berlimpah ruah gas.<br /><br />108 tahun lalu, pada 1891, Inggris dan Belanda yang menguasai Kalimantan, menetapkan garis paralel 4 derajat 10 menit Lintang Utara sebagai batas administrasi kolonial mereka.<br /><br />Pulau Sipadan dan Ligitan yang hanya sekian menit dari garis batas kolonial itu menjadi milik Indonesia meskipun secara geografis lebih dekat ke pantai Malaysia.<br /><br />Pada 1979, Malaysia resmi mengklaim kedua pulau sebagai teritorinya, namun baru 23 tahun kemudian, pada 2002, Malaysia resmi memilikinya.<br /><br />Sukses di kedua pulau ini ternyata membuat Malaysia "pede." Tiga tahun setelah itu, pada 16 Februari 2005, Malaysia memberi konsesi penambangan minyak di Blok Ambalat, kepada Royal Dutch Shell dan Petronas.<br /><br />Seolah mengaplikasikan doktrin penguasaan laut dari pakar strategi perang Alfred Thayer Mahan yang dianut banyak rezim maritim dunia, Indonesia bereaksi keras terhadap langkah Malaysia itu dengan segera menggelar armada perang di Ambalat sebagai simbol kedaulatan RI di wilayah itu.<br /><br />Dalam "The Influence of Sea Power Upon History," Mahan menyebut penguasaan maritim oleh angkatan laut adalah kunci sukses dalam politik internasional.<br /><br />Penguasaan laut ini sebagai pilar bagi operasi kebijakan di darat (diplomasi dan militer) dan simbol penjagaan atas asset maritim dengan menghentikan manuver lawan di wilayah itu. Intinya, penggelaran kekuatan laut adalah deterens (pencegahan) terhadap musuh yang hendak memasuki area internasional yang disengketakan.<br /><br />Ironisnya, Malaysia juga mengaplikasikan pendekatan serupa. Kedua negara pun berlomba meyakinkan dunia mengenai siapa yang berkuasa di Ambalat.<br /><br />Masalahnya, Malaysia akan amat sulit mendapatkan Ambalat ketimbang saat memperoleh Sipadan dan Ligitan tujuh tahun silam.<br /><br />Bukan saja kedua negara mengadopsi pendekatan hukum internasional yang berbeda sehingga diplomasi menjadi amat alot, namun juga menghadapi Indonesia yang lebih militan dan "all out" di Ambalat, disamping juga lebih siap landasan hukumnya.<br /><br /><br />Operasi bersama<br /><br />Spekulasi kemudian berkembang bahwa ekspedisi militer Malaysia di perairan Ambalat lebih ditujukan untuk memaksa Indonesia berbagi pengusahaan energi di blok itu, sebuah opsi yang sukses diterapkan Malaysia terhadap Thailand dalam sengketa Teluk Thailand.<br /><br />Namun, solusi di Ambalat lebih sulit diambil karena blok kaya minyak itu telah diberikan kepada banyak perusahaan minyak. Celakanya bagi Malaysia, jauh-jauh hari Indonesia menolak opsi operasi bersama (joint operation) karena RI yakin 100 persen bahwa Ambalat, apalagi Blok XYZ , adalah wilayahnya.<br /><br />Cerita berkembang ke sejarah ekslorasi minyak di daerah itu. Tanggal 8 Maret 2005, Straits Times mewartakan, pada 1960an Indonesia memberi konsesi minyak di Laut Sulawesi ke beberapa perusahaan minyak, termasuk Shell dan Chevron.<br /><br />Pada 1999, Shell menandatangani kontrak bagi-produksi dengan pemerintah Indonesia untuk mendapatkan akses ke Ambalat namun pada 2001 konsesi ini dijual ke perusahaan tambang Italia, ENI SpA, sebelum kemudian ditemukan cadangan minyak berlimpah di Ambalat.<br /><br />Pada 2005, tiga tahun setelah Malaysia mendapatkan Sipadan dan Ligitan, Shell masuk lagi ke Ambalat melalui pintu Malaysia. Indonesia seketika geram dengan ulah Shell ini.<br /><br />Pengamat perminyakan Kurtubi, dalam wawancara dengan Radio Netherland empat tahun silam, menuding Shell berbuat curang, keluar dari Ambalat dengan menjual konsesi ke ENI SpA, tetapi masuk lagi melalui Malaysia.<br /><br />Tuduhan tak kalah keras keluar dari Direktur Eksplorasi dan Eksploitasi Direktorat Jenderal Migas Novian Thaib, (Kompas 9 Maret 2005), bahwa perusahaan minyak patungan Inggris-Belanda ini telah memakai data migas Blok Ambalat tanpa seizin pemerintah Indonesia. Shell melakukan itu saat mendapat hak eksplorasi Blok Ambalat pada 1999.<br /><br />Sebelumnya, pada 21 Februari 2005, Departemen Luar Negeri RI mengingatkan Shell karena menerima konsesi dari Malaysia.<br /><br />"Kami katakan kepada Shell bahwa kami (Indonesia) akan melakukan langkah `firm` (keras) terhadap kegiatan apapun yang dilakukan Shell di perairan kita," kata Arif Havas Oegroseno, yang kini Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional, Departemen Luar Negeri (Gatra, Maret 2005).<br /><br />Ironisnya, Malaysia memberikan konsesi kepada Shell setelah BP Migas memberi rekomendasi serupa kepada Unocal Corp --yang merger dengan Chevron pada Agustus 2005-- bagi eksplorasi LNG di blok yang sama.<br /><br />Shell menjawab surat Deplu bahwa mereka berjanji memerhatikan secara serius keinginan pemerintah Indonesia. Sengketa Indonesia-Malaysia pun perlahan reda, kedua negara sepakat menyelesaikan sengketa lewat mediasi internasional.<br /><br />Tak dinyana, setelah Indonesia merekomendasi perpanjangan kontrak Chevron dan hak eksplorasi ENI di Ambalat tahun ini, Malaysia memobilisasi militernya di Ambalat hingga jauh memasuki teritori Indonesia.<br /><br /><br />Diplomasi<br /><br />Sengketa pun mencapai babak terpanasnya. Deru dan gemerincing mesin perang seolah telah mengecilkan volume suara diplomasi.<br /><br />Sejumlah pakar menyebut manuver Malaysia di Ambalat sebagai intimidasi terhadap ENI agar jangan melakukan kegiatan penambangan apapun di Ambalat sampai kesepakatan internasional dicapai. Malaysia tidak mengutakatik Chevron-Unocal karena menambang di teritori aman Indonesia.<br /><br />Sejumlah lainnya berpendapat Malaysia sedang memaksa Indonesia untuk mengupayakan pengusahaan bersama di Ambalat seperti dilakukannya di Teluk Thailand kepada Thailand.<br /><br />Untungnya, kedua negara berulangkali ingin menyelesaikan persoalan lewat dialog dan diplomasi, bahkan ini disampaikan para hulubalang tertinggi militer kedua negara. Panglima TNI dan Angkatan Tentera Malaysia malah kerap bertemu secara reguler.<br /><br />Mungkin karena kedua negara sebenarnya tahu risiko perang lebih merugikan kedua negara dan merusak pencapaian kedua bangsa di beberapa tahun terakhir. Mungkin juga kedua negara tak ingin terjerembab dalam skenario pihak lain di Ambalat.<br /><br />Seperti dikutip Kompas (17/4, 2005), seorang promotor normalisasi hubungan Indonesia-Malaysia pascakonfrontasi 1960an, Des Alwi, mengingatkan kedua negara mengenai "politik adu domba" gaya baru prokapitalisme global di Ambalat.<br /><br />Des menilai, sengketa perbatasan di kawasan kaya minyak dan terumbu karang itu nyaris menimbulkan perang karena ulah satu negara Eropa yang membawa kepentingan satu perusahaan raksasa minyak yang ingin mendapatkan konsesi Ambalat.<br /><br />Jika itu benar, alangkah ruginya kedua negara masuk dalam perangkap perang yang justru bukan kemauan mereka. Merugi pula, reaksi dan mobilisasi massa berlebihan yang malah membuat senang pihak ketiga yang tak peduli Ambalat diselesaikan oleh semburan meriam.<br /><br />Perang Iran-Irak yang bermula dari sengketa Shatt al Arab dan banyak konflik dunia yang dibakar oleh persaingan eksploitasi energi, mengajarkan pada manusia bahwa diplomasi dan perundingan tetaplah solusi paling pantas untuk sengketa antarbangsa.<br /><br />Jepang, China dan Rusia yang bersengketa satu sama lain dalam soal perbatasan, juga selalu menyelesaikan krisis dengan dialog dan diplomasi, kendati militer ketiga negara selalu siaga berperang.<br /><br />Perlu juga dicatat bahwa diplomasi efektif di wilayah sengketa tetap membutuhkan penghadiran kekuatan militer, namun ini hanya untuk deterens. Tanpa demonstrasi kekuatan militer, ofensif diplomatik di wilayah sengketa akan bagaikan "suara tanpa wujud." (*)<br /><br /><br /><span style="font-size:78%;">sumber: www.antaranews.com </span><br /></span></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-3684439302696058252009-06-10T01:50:00.000-07:002009-06-10T01:52:35.333-07:00Jepang Akan Kurangi Emisi Karbon 15 Persen<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZITWFEsR1GEMl-FGLRBLlhhgIyweLlM1uVQkxdZmOpTGfT8JuieXF7tMArMEQ0cJ5uTGt8xshXEQRoDjhPdRMLZDurjY1RKhB3B3d3L3ZW-89Xm8HfsrclXCBQF1z06j4CSDKdHGGoPE/s1600-h/low+carbon+jepang.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 298px; height: 256px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZITWFEsR1GEMl-FGLRBLlhhgIyweLlM1uVQkxdZmOpTGfT8JuieXF7tMArMEQ0cJ5uTGt8xshXEQRoDjhPdRMLZDurjY1RKhB3B3d3L3ZW-89Xm8HfsrclXCBQF1z06j4CSDKdHGGoPE/s320/low+carbon+jepang.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345618924287228818" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CXP%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="">TOKYO -</span></strong></span><span style=";font-size:100%;" > Perdana Menteri Jepang Taro Aso kemungkinan akan mengumumkan, Jepang sebagai pihak yang memproduksi gas rumah kaca terbesar kelima dunia, akan mengurangi emisi dengan 15 persen pada 2020 dari tingkat 2005, demikian laporan radio nasional Jepang, NHK, Rabu (10/6).
<br /></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Pemerintahan Perdana Menteri Jepang taro Aso telah melihat pada enam opsi untuk begaimana dan berapa banyak pengurangan emisi pada 2020 di Jepang, kisarannya dari minus 4 persen sampai minus 30 persen dari tingkat 2005.
<br /></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Pengurangan sebesar 15 persen dari tingkat 2005 akan menjadi suatu penurunan yang sedikit lebih besar opsi minus 14 persen - setara dengan minus 7 persen dari 1990 - yang telah media laporkan sebagai skenario yang sangat memungkinkan.
<br /></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" ><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Aso menetapkan mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan target pengurangan emisi gas rumah kaca 2020 Jepang pada pukul 0900 GMT.</span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></p><p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size:78%;"><span style="font-style: italic;">sumber: www.kompas.com</span></span>
<br /><span style=";font-family:";" ></span><span style=";font-family:";font-size:8;" ><o:p></o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-3247366950187440672009-06-10T01:44:00.000-07:002009-06-10T01:48:25.804-07:00Menyelamatkan Bumi Lewat Transmigrasi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp_jjPaUsirjvG89c-rm-Yi60pjsq9Yp7RqL1Zl7vseYMk7K_k9gvYxjctmCDiu_5WDGMbr0-dwoeXIO2DgnfQPcQQSZprDTZd2WzMYiGqXRmrfpmOfKeKBhQtMksWReFkYUA16Nn0yX8/s1600-h/transmigrasi+2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 298px; height: 235px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp_jjPaUsirjvG89c-rm-Yi60pjsq9Yp7RqL1Zl7vseYMk7K_k9gvYxjctmCDiu_5WDGMbr0-dwoeXIO2DgnfQPcQQSZprDTZd2WzMYiGqXRmrfpmOfKeKBhQtMksWReFkYUA16Nn0yX8/s320/transmigrasi+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345617922176394994" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-weight: bold;">JAKARTA,</span> — Salah satu tujuan pembangunan kawasan transmigrasi adalah membangun pusat-pusat pertumbuhan baru yang dilakukan para transmigran yang berada di permukiman transmigrasi tersebut. Para transmigran tersebut merupakan pionir-pionir pembangunan.</span><br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family:trebuchet ms;">Pembangunan kawasan transmigrasi pada umumnya dilakukan di wilayah-wilayah yang jauh (remote area) dan dilakukan untuk dapat lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan usaha pertanian di wilayah tersebut.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam melakukan kegiatan usaha pertanian dan usaha-usaha produktif, di samping juga untuk kehidupan sehari-hari seperti untuk memasak, para transmigran memerlukan energi.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Menurut Dirjen Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi (P2MKT), Depnakertrans, Djoko Sidiq Pramono, selama ini untuk memenuhi kebutuhan energi para transmigran dilakukan dengan memanfaatkan minyak tanah, kayu, dan sekam dari sisa panen hasil pertanian maupun dari generator.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Pada umumnya kawasan transmigrasi itu belum terjangkau aliran listrik dari PLN. Sedangkan energi sangat dibutuhkan para transmigran. Kami kemudian melakukan solusi pemenuhan energi dengan memanfaatkan potensi lokal untuk sumber energi khususnya sumber-sumber energi terbarukan," kata Djoko Sidiq Pramono.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Agar lebih hemat, efisien, dan ramah lingkungan, Ditjen P2MKT memanfaatkan potensi-potensi lokal untuk pembangkit energi. Seperti memanfaatkan aliran dan debit air untuk dapat memutar turbin sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Memanfaatkan tenaga angin, tenaga surya, memanfaatkan bahan bakar nabati, minyak sawit, jarak pagar, minyak kelapa, minyak jagung serta bahan bakar gas dari kotoran ternak.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Adanya pemenuhan energi terbarukan untuk kegiatan rumah tangga dan kegiatan usaha ekonomi produktif, kawasan trasnmigrasi tersebut dengan cepat dapat terdorong menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pembangunan dan pengembangan energi terbarukan di kawasan transmigrasi ini nantinya diharapkan akan mengurangi subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak. Di samping itu, wacana program desa mandiri energi (DME) bisa direalisasikan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pembangunan dan pengembangan energi terbarukan di kawasan transmigrasi khususnya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah dilakukan pada 1997 dengan bantuan Perancis di kawasan transmigrasi Hialu, Sulawesi Tenggara, Salotiwo/Kalumpang dan Salopangkang, Sulawesi Barat, serta Muara Ancalong, Kalimantan Timur.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Pada 2008, pembangunan PLTS dilakukan di kawasan transmigrasi Kota Terpadu Mandiri (KTM) Mesuji, Lampung, jenis PJU, Hybrid 3000, SHS 200 dan SHS 50, KTM Belitang, Sumatera Selatan, jenis PJU, KTM Parit Rambutan, Sumatera Selatan jenis PJU, KTM Tobadak, Sulawesi Barat, jenis PJU, UPT Serai, Sulawesi Utara, jenis SHS 200.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Selain itu, PLTMH juga telah dibangun di kawasan transmigrasi Owata dan Sumalata, Gorontalo, Manilili, Sulawesi Selatan dan Tambua, Sulawesi Tenggara. Sementara lokasi transmigrasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) juga telah dibangun pembangkit tenaga angin (PLTAngin) di Oi Toi dan Piong.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">"Kesadaran ikut menyelamatkan lingkungan dan program pembangunan dan pengembangan energi baru dan terbarukan di kawasan transmigrasi tersebut, Ditjen P2MKT, Depnakertrans akan bekerja sama dengan Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, Departemen ESDM, yang rencananya akan dilakukan akhir bulan Juni 2009," ujar Gatot, Staf Ditjen P2MKT. </span> <span style="font-size:78%;"><br /><br /><br />sumber: www.kompas.com</span> </div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-27541145934830224522009-06-10T01:35:00.000-07:002009-06-10T01:41:07.219-07:00Batu Siapkan Puskesmas Plus-plus<div style="text-align: left;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT1qNxcpcXhKIz3JHjhh3JvKZZ0SLS419s36THzedVU4JP83Aj9JNknAdxgynChjUKRhuRpi63tx1P2SsPorYkdJ4mDSf8VFsSWzMs6vAZlxGAqDDQwh7Er2DuQd5nbOi0A3ILmE_g69Y/s1600-h/Logo+kota+batu.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 86px; height: 112px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgT1qNxcpcXhKIz3JHjhh3JvKZZ0SLS419s36THzedVU4JP83Aj9JNknAdxgynChjUKRhuRpi63tx1P2SsPorYkdJ4mDSf8VFsSWzMs6vAZlxGAqDDQwh7Er2DuQd5nbOi0A3ILmE_g69Y/s320/Logo+kota+batu.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345615484806240834" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CXP%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style="font-family: verdana;font-size:180%;" >KPP : Prosesnya Harus Transparan</span></div> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><strong><span style="">BATU -</span></strong></span><span style=";font-size:100%;" > Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu berinovasi mengembangkan dua puskesmas setempat menjadi puskesmas plus-plus. <o:p></o:p>Kedua puskesmas tersebut adalah puskesmas Beji yang akan didesain menjadi puskesmas wisata, serta puskesmas Batu yang akan menangani berbagai layanan khusus, sehingga pasien yang sakit parah bisa ditangani tanpa harus dirujuk ke rumah sakit.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Kepala Dinkes Kota Batu, Wiwik Sukesi menjelaskan, puskesmas wisata itu akan dilengkapi dengan peralatan yang mendukung, serta klinik kecantikan. Semua keluhan kesehatan para wisatawan bisa ditangani oleh puskesmas. “Puskesmas Beji kami jadikan sebagai puskesmas wisata karena letaknya strategis. Semua wisatawan yang hendak ke Batu bisa mengaksesnya dengan mudah,” beber Wiwik, Selasa (9/6).<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Untuk puskesmas plus-plus di Kecamatan Batu, Dinkes akan menambah empat layanan spesialis. Di antaranya klinik kandungan, klinik anak, kesehatan bagian dalam, serta bedah. Tujuannya, agar Puskesmas Batu tak hanya sekadar memberikan layanan kesehatan dasar bagi warganya. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >“Jadi masyarakat yang sakit parah tak perlu lagi mondar-mandir meminta rekomendasi puskesmas untuk dirujuk ke rumah sakit. Semuanya bisa ditangani langsung oleh dokter spesialis yang akan segera kami sediakan di Puskesmas Batu,” ungkapnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Untuk persiapan puskesmas itu, Wiwik berencana menambah peralatan kesehatan serta SDM dokter dan para medis. Untuk pengadaan peralatan medis baru, Dinkes sudah menganggarkan Rp 3 miliar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Wakil Ketua Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jatim, Wahyu Kuncoro mengatakan, inovasi bidang kesehatan memang sedang digandrungi. Namun, ia mengingatkan agar semua proses dilakukan secara transparan, khususnya berkaitan dengan pengadaan peralatan medis.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >”Memang banyak yang berinovasi, seperti di Blitar atau Pacitan yang membuat puskesmas berdasarkan citizen charter. <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:city> yang buka malam atau siaga di jalan raya. Meski demikian, sejak awal harus dilakukan secara terbuka karena ini membutuhkan anggaran yang besar,” katanya.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Wiwik optimistis, dengan puskesmas model baru ini, pelayanan yang mereka berikan akan lebih baik. Apalagi saat ini Puskesmas Batu sudah memiliki ruangan rawat inap yang sudah lama dimanfaatkan warga Batu. Ke depan, Dinkes juga akan menyiapkan ruangan baru untuk ruang operasi. Sehingga operasi bisa dilakukan di puskesmas plus-plus.
<br /></span></span></span></p><p style="text-align: justify;">
<br /><span style=";font-family:";" ><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;"></span></span><o:p></o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style=";font-family:";" ><o:p> </o:p></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:85%;" >By: <b style="">st11<o:p></o:p></b></span></p> <p style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style=";font-family:";font-size:8;" ><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Sumber: www.suryaonline.com</span></span><o:p></o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-18822128820771966062009-06-10T01:14:00.000-07:002009-06-10T01:31:30.370-07:0092 Hektare Terumbu Karang di Tuban Rusak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxRMTFz0RDeKvSXWSh0K52LhYd-IO9z26cFrYlxzpccBw6bwdfyJ4Zse9O6blhEewao2uRIYZAkWH-KYMgnFVuJnPCBeL4bQclTMcrm9RbLy8XrjTWkfIk-NA-eqT5poEKiZYTgL4THw/s1600-h/terumbu+2.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 105px; height: 140px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvxRMTFz0RDeKvSXWSh0K52LhYd-IO9z26cFrYlxzpccBw6bwdfyJ4Zse9O6blhEewao2uRIYZAkWH-KYMgnFVuJnPCBeL4bQclTMcrm9RbLy8XrjTWkfIk-NA-eqT5poEKiZYTgL4THw/s320/terumbu+2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345610414448079442" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;"><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">Tuban</span> - Ikan hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Tuban terus menurun. Pasalnya, ikan yang ada di laut jumlahnya semakin menipis. Selain akibat polusi industri, menipisnya populasi ikan di perairan Tuban terutama disebabkan rusaknya terumbu karang. </span><br /><br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family:trebuchet ms;">Menurut catatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban, dari 154,75 hektare terumbu karang yang ada diperairan Tuban, sekitar 92,48 hektar atau 60 persen di antaranya sudah rusak.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">R Supriadi Agus Djaja, Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban mengatakan, kerusakan paling parah ada pada terumbu karang di wilayah Kecamatan Palang. “Dari semua kerusakan yang ada, paling parah adalah kerusakan di daerah Palang dan Kecamatan Jenu,” Ungkapnya, Senin (11/5). </span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Dengan kondisi tersebut, wajar jika selama ini hasil tangkapan nelayan terus mengalami penurunan. “Kalau rumahnya sudah rusak, wajar sekali jika ikanya tidak ada. Dan kalau ikan sudah tidak ada, terus apa yang bisa diambil oleh para nelayan,” ujarnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dikatakan, kerusakan ini disebabkan oleh perilaku buruk para nelayan sendiri. Terutama mereka yang menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, seperti bom bondet, jaring harimau dan sebagainya. “Nelayan masih banyak yang menggunakan bom ikan untuk mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak. Padahal, perilaku itu yang akan merugikan mereka sendiri dalam kurun waktu yang sangat lama,” sambungnya.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Lebih lanjut Supriadi mengatakan bahwa Tuban sebenarnya termasuk daerah potensial untuk ikan tangkapan. Sumber daya ikan tangkapan mencapai 3,2 ton per kapal. Namun, potensi tersebut akan terus menyusut jika terumbu karang yang rusak tidak segera diremajakan. Saat ini sekitar 91,5 unit terumbu karang buatan ditanam di perairan Kecamatan Palang dan Kecamatan Jenu untuk memulihkan kerusakan yang telah terjadi. Diperkirakan, dalam waktu 4-5 tahun ke depan, 20 persen kerusakan terumbu karang sudah bisa dipulihkan.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Terpisah, Anthon Tri Laksana, Kepala Seksi Eksplorasi dan Eksploitasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tuban menyebutkan, pemulihan terumbu karang sangat vital untuk meningkatkan popiulasi ikan. Terumbu karang juga berfungsi sebagai pereduksi arus dan gelombang.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Anthon mengakui, tidak mudah mengembalikan populasi ikan dengan peremajaan terumbu karang seperti itu. Kesadaran nelayan sendiri dinilai masih kurang, sehingga proyek yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka itu, justru kurang begitu mendapat dukungan. Banyak unit terumbu karang buatan yang ditanam rusak terkena alat penangkap ikan. Bahkan sebagiannya lagi hilang dicuri. </span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Memberi pengertian kepada nelayan agar tidak menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan juga bukan merupakan hal yang mudah. Sebab sebagian besar nelayan belum memiliki perahu sendiri. Mereka kebanyakan melaut menggunakan perahu milik juragan perahu dengan model bagi hasil,” katanya. </span><br /><br /><span style="font-size:78%;"><span style="font-family:trebuchet ms;">By: <span style="font-weight: bold;">st31</span></span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br />Sumber: www.suryaonline.or.id</span></span> </div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-83710186935221761572009-06-10T01:04:00.000-07:002009-06-10T01:11:33.671-07:00105 Hektare Mangrove Rusak<meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5CXP%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="PlaceType"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="PlaceName"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p {mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.1pt 33.0cm; margin:8.5pt 62.65pt 48.2pt 62.65pt; mso-header-margin:1.0cm; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Tuban - </span></strong><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Ombak laut jawa yang terus mengalami pasang beberapa waktu lalu telah merusak sekitar 105 hektar lahan konservasi di sepanjang pantai Tuban, dari Desa Sugihwaras Kecamatan Jenu, hingga Pantai Sukolilo di Kecamatan Bancar. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Laut pasang yang berlangsung selama sebulan lebih itu telah mengikis pantai hingga sejauh 30 meter. Akibatnya, ribuan mangrove yang ditanam sepanjang tahun 2006-2007 hanyut terbawa arus air laut. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">M Ali Mansur, Ketua Kelompok Tani Pantai Desa/Kecamatan Jenu mengatakan, terjangan ombak mengakibatkan tanggul sepanjang 6 km yang merupakan pengamanan jebol, hingga ribuan mangrove yang berhasil dibudidayakan di Mangrove Center dari sumbangan berbagai lembaga donor luar negeri dan pemerintah, untuk program konservasi hutan pantai itu rusak parah.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Program konservasi hutan laut itu digulirkan sejak tahun 2004. Sebanyak Rp 750 juta lebih dana yang dihabiskan untuk pelaksanaan proyek tersebut. Hasilnya, 8 hektare wilayah pantai di Desa Jenu Kecamatan Jenu telah berhasil disulap menjadi hutan konservasi, sekaligus sebagai <st1:place st="on"><st1:placename st="on">Mangrove</st1:placename> <st1:placetype st="on">Center</st1:placetype></st1:place>.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Pemerintah Kabupaten Tuban lewat Dinas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (Dinas PPK) pada 2004 juga telah mengalokasikan dana sebesar Rp 100 juta untuk program trucukisasi, yakni pemasangan tanggul penahan gelombang dengan tanaman pantai seperti mangrove, waru dan cemara laut, dan berhasil menghijaukan pantai seluas 250 meter persegi, dari Pantai Sugihwaras Kecamtan Jenu hingga Desa Sowan Kecamatan Bancar. <o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Namun, karena setelahnya tidak ada lagi dana untuk melanjutkan proyek tersebut, lahan konservasi itu tidak mampu bertahan ketika gelombang laut Jawa menghantamnya. <st1:place st="on"><st1:placename st="on">Mangrove</st1:placename> <st1:placetype st="on">Center</st1:placetype></st1:place> pun rusak parah. Aktivitas pembibitan mangrove pun sudah tidak terlihat seperti sebelumnya.<o:p></o:p></span></p> <p style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Trebuchet MS";">Ditempat terpisah Direktur Lembaga Pengkajian Lingkungan Hidup (LPLH) Cagar, Edy Thoyibi, membenarkan jika program penghijauan pantai Tuban saat ini terhenti lantaran kekurangan dana. Namun Edy memandang bahwa gagalnya program tersebut sebab utamanya adalah factor alam. “Terjadinya pasang di Laut Jawa beberapa bulan terakhir yang mengakibatkan lahan konservasi kita rusak parah,” katanya.</span></p><p style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;">
<br /></span></p><p style="text-align: justify;"><a href="http://www.suryaonline.or.id"><span style="font-size:85%;">by: st31</span></a></p><p style="text-align: justify;"><a href="http://www.suryaonline.or.id"><span style="font-size:85%;">sumber: www.suryaonline.co.id
<br /><span style="font-family: "Trebuchet MS";"><o:p></o:p></span></span></a></p>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-50013036728046423912009-06-09T12:52:00.000-07:002009-06-09T13:03:49.540-07:00AS Akan Turunkan Emisi GRK 3,9 Persen<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIyBr5uhFNIYpaifPd8nlIUMNvQnfyLjtTAA9UIDkb0mgP06n9Dz6zDTRs9F410eXGHPtT-eWf62x3OgSzqtXGJUhDMxv8aUL_clkacgSOkdhatLlhSA0dSEhMggsKDVkqXTWd-al9USI/s1600-h/banjirjakarta080609.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 303px; height: 160px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIyBr5uhFNIYpaifPd8nlIUMNvQnfyLjtTAA9UIDkb0mgP06n9Dz6zDTRs9F410eXGHPtT-eWf62x3OgSzqtXGJUhDMxv8aUL_clkacgSOkdhatLlhSA0dSEhMggsKDVkqXTWd-al9USI/s320/banjirjakarta080609.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345420615570594786" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Caxioo%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="country-region"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--> <p style="text-align: justify;" class="MsoNormal"><span style=";font-family:";font-size:100%;" ><span style="font-style: italic;">Jakarta</span> - Amerika Serikat akhirnya mengubah kebijakannya dengan berencana menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di negaranya sebesar 3,9 persen dari tingkat emisi GRK pada 1990 yaitu tahun ketika Protokol Kyoto dicetuskan.
<br />
<br />Deputi III Meneg LH Bidang Peningkatan Konservasi SDA dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan, Masnellyarti Hilman, disela acara Pekan Lingkungan Indonesia (PLI) 2009 di Jakarta, Jumat, mengatakan kebijakan Amerika tersebut terungkap pada pertemuan 14 negara maju pada "Major Economist Forum" (MEF) di Paris, Perancis pada 25-26 Mei 2009 yang membahas masalah iklim dan energi.
<br />
<br /></span><span style=";font-family:";font-size:100%;" lang="SV">"Dulu Amerika di bawah Presiden Bush (George Bush) tidak bergeming, tidak mau menurunkan emisi GRK. Sekarang Amerika akan mengeluarkan peraturan penurunan emisi GRK. Mereka memperhitungkan dapat menurunkan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 3,9 persen dari emisi tahun 1990 yaitu ketika Protokol Kyoto dicetuskan," katanya.
<br />
<br />Masnellyarti menjelaskan delegasi Amerika pada pertemuan MEF yang dipimpin oleh Duta Besar khusus Amerika untuk Perubahan Iklim Todd Stern juga mengatakan menargetkan penurunan emisi GRK sampai 80 persen pada 2050.
<br />
<br />Sedangkan negara-negara Uni Eropa, lanjutnya, akan menurunkan emisi GRK sebanyak 20 -25 persen dari tingkat emisi GRK pada tahun 1990.
<br />
<br /></span><span style=";font-family:";font-size:100%;" lang="FI">"Tapi target penurunan emisi negara Uni Eropa dan Amerika akan sama sekitar 80 persen pada 2050," katanya.
<br />
<br />Sedangkan Meneg LH Rachmat Witoelar yang ditemui usai mengunjungi PLI 2009 mengatakan hasil pertemuan MEF di Paris antara lain bahwa Amerika memang akan menurunkan emisi GRK, akan tetapi angka penurunan emisi tersebut belum dipastikan.
<br />
<br />Dia mengatakan dalam forum MEF tersebut, dirinya fokus untuk melobi Amerika karena negara-negara maju anggota MEF dalam menentukan angka penurunan emisi GRK menunggu kepastian angka penurunan emisi GRK Amerika Serikat.
<br />
<br /></span><span style=";font-family:";font-size:100%;" >Kepastian angka penurunan emisi GRK dari 14 negara tersebut termasuk Amerika akan ditentukan pada pertemuan SBTSA UNFCC (the Subsidiary Body on Technological and Scientific Advice of the United Nations Framework Convention on Climate Change) di Bonn pada Juni 2009.
<br />
<br />Selanjutnya, hasil kesepakatan dari SBTSA UNFCC akan dibawa ke pertemuan pada pertemuan para pihak (COP/conference of the parties) ke-15 UNFCC di Kopenhagen, <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">Denmark</st1:place></st1:country-region> pada Desember 2009.(*)</span></p><p class="MsoNormal">
<br /></p><p style="font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:78%;">
<br /></span></p><p style="font-family: trebuchet ms;" class="MsoNormal"><span style="font-size:78%;">by: HP</span></p><p class="MsoNormal"><span style="font-family: trebuchet ms;font-size:78%;" >sumber: www.antaranews.com</span>
<br /><span style=";font-family:";" ><o:p></o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-40294951709378325132009-06-09T12:33:00.000-07:002009-06-09T12:39:07.090-07:00Mengkhawatirkan, Pencemaran Udara di Indonesia<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTKGv8Ec30hUiLoJR-cyHRlI2qh0QN7EFr8pRz97wrZc3obGIZqa-sZfa5YRuDKrWxcJki0JVe5OEkGSPfB9e351McaFpRiW2x-CEtSAflYSjJSzyM_XWvx3EowjLYxXXC369DnuXELzE/s1600-h/polusi+jakarta.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 250px; height: 163px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTKGv8Ec30hUiLoJR-cyHRlI2qh0QN7EFr8pRz97wrZc3obGIZqa-sZfa5YRuDKrWxcJki0JVe5OEkGSPfB9e351McaFpRiW2x-CEtSAflYSjJSzyM_XWvx3EowjLYxXXC369DnuXELzE/s320/polusi+jakarta.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345413583167575938" border="0" /></a><span style="font-style: italic; font-family: trebuchet ms;font-size:100%;" >Jakarta</span><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;"> - Pencemaran udara di Indonesia, khususnya Jakarta telah mengalami tingkat yang mengkhawatirkan dibandingkan dengan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), kata staf ahli Menteri kehutanan bidang lingkungan, Yetti Rusli.</span><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-size:100%;"><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">"Pencemaran paling berat terjadi di Jakarta dibandingkan dengan Tokyo, Beijing, Seoul, Taipei, Bangkok, Kuala Lumpur dan Manila," katanya pada seminar di Jakarta, Senin.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Seminar dan temu wartawan itu bertema "Inisiatif dan respon Indonesia terhadap fenomena perubahan iklim global" yang diselenggarakan Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Berdasarkan data yang ada, jelasnya, total estimasi pollutant CO yang diestimasikan dari seluruh aktivitas di Kota Jakarta adalah sekitar 686,864 ton per-tahun atau 48,6 persen dari jumlah emisi lima pollutant.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Penyebab dari pencemaran udara di Jakarta itu sekitar 80 persen berasal dari sektor transportasi, dan 20 persen industri serta limbah domestik.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sedangkan emisi karbon akibat deforestasi dan degradasi hutan sebesar 20 persen.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">"Kawasan hutan yang lebat dengan pepohonan dapat berperan sebagai `obat` untuk mengurangi emisi karbon (CO2) karena akan menyerap karbon sekitar 50 persen dari biomasa pohon," kata dia.</span></span><br /><br /><br /><span style="font-size:85%;"><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">Ket:</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;" class="caption">Photo (Kabut polusi terlihat menutupi langit Jakarta)<br /><br />(ANTARA/Andika Wahyu)</span></span><br /></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-12307056131336510562009-06-09T09:53:00.000-07:002009-06-09T10:03:25.072-07:00Merdeka Dari Bencana Ekologis; Jeda Tebang Sekarang<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzfiwaatBliMJRXIx8En32_3mlYwdsaDnTEgLXgJo8gXqfR-GeJnyOimSQ43HgjP2U3lp3UwmRsdqjmWBQlASUkS8SWL6nr5BP5rp0AXswXJFeRuZ5E_G1yvFCrkx3qfQP6-nya3XcPW8/s1600-h/bumi.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 288px; height: 288px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzfiwaatBliMJRXIx8En32_3mlYwdsaDnTEgLXgJo8gXqfR-GeJnyOimSQ43HgjP2U3lp3UwmRsdqjmWBQlASUkS8SWL6nr5BP5rp0AXswXJFeRuZ5E_G1yvFCrkx3qfQP6-nya3XcPW8/s320/bumi.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345372801361358162" border="0" /></a><meta equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 11"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 11"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CDOCUME%7E1%5Caxioo%5CLOCALS%7E1%5CTemp%5Cmsohtml1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="place"></o:smarttagtype><o:smarttagtype namespaceuri="urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags" name="City"></o:smarttagtype><!--[if gte mso 9]><xml> <w:worddocument> <w:view>Normal</w:View> <w:zoom>0</w:Zoom> <w:punctuationkerning/> <w:validateagainstschemas/> <w:saveifxmlinvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:ignoremixedcontent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:alwaysshowplaceholdertext>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:compatibility> <w:breakwrappedtables/> <w:snaptogridincell/> <w:wraptextwithpunct/> <w:useasianbreakrules/> <w:dontgrowautofit/> </w:Compatibility> <w:browserlevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:latentstyles deflockedstate="false" latentstylecount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><object classid="clsid:38481807-CA0E-42D2-BF39-B33AF135CC4D" id="ieooui"></object> <style> st1\:*{behavior:url(#ieooui) } </style> <![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Trebuchet MS"; panose-1:2 11 6 3 2 2 2 2 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:647 0 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} h5 {mso-style-next:Normal; margin-top:12.0pt; margin-right:0cm; margin-bottom:3.0pt; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; mso-outline-level:5; font-size:13.0pt; font-family:"Times New Roman"; font-style:italic;} @page Section1 {size:612.0pt 792.0pt; margin:72.0pt 90.0pt 72.0pt 90.0pt; mso-header-margin:35.4pt; mso-footer-margin:35.4pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} </style> <![endif]--><span style=";font-family:";" lang="SV"><o:p></o:p></span> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Bencana ekologis tidak pernah jauh dari kehidupan masyarakat Indonesia. WALHI menyebut hal ini tidak lepas dari carut marutnya pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia. Korelasi antara pengelolaan sumberdaya alam hutan dan dengan sejumlah bencana termasuk banjir dan longsor, sebagaimana yang terjadi di Sulawesi Tengah baru-baru ini, sangatlah erat. Namun lagi, pemerintah tidak pernah mau melihat hubungan tersebut. Industri kehutanan terus digenjot, jutaan hektar hutan terus di tebang dan dikonversi.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Hutan Indonesia ada pada titik nadir. </span><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Setiap tahunnya kita kehilangan 2 juta hektar hutan. Ini setara dengan empat kali Pulau Bali. Dibutuhkan terobosan kebijakan guna menyelamatkan Indonesia dari bencana ekologis yang berkesinambungan disamping untuk menyelamatkan industri kehutanan itu sendiri.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="FI"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Dibutuhkan kebijakan untuk melakukan Jeda Tebang. </span><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Untuk <span style=""> </span>berhenti sejenak dari aktivitas penebangan dan konversi hutan. Tujuannya adalah untuk mengambil jarak dari masalah agar didapat jalan keluar yang bersifat jangka panjang dan permanen. Selain itu, jeda tebang juga ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada hutan untuk melakukan regenerasi, memperbaiki tata kelola dan kebijakan disektor kehutanan yang tumpang tindih, mempersiapkan Protocol Resolusi Konflik sebagai sebuah acuan dalam penyelesaian konflik-konflik dengan masyarakat, mempersiapkan Standard Pelayanan Ekologi sebagai acuan dalam melakukan assesment terhadap berbagai perizinan perkebunan dan kehutanan baik yang baru maupun yang lama, mempersiapkan konseptual Sistem Hutan Kerakyatan, sebagai sebuah kebijakan untuk lebih mengakomodir dan mengakui hak kelola rakyat terhadap sumberdaya hutan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="" lang="SV">
<br /></span></b></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;"><b style=""><span style="" lang="SV">Mengapa Harus Jeda Tebang<o:p></o:p></span></b></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">JedaTebang adalah pilihan yang paling masuk akal. </span><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Setiap tahunnya kita kehilangan hutan lebih dari dua juta hektar. Melihat pada cadangan Hutan Produksi di Indonesia seluas 41,25 juta ha, melihat pasokan bahan baku kayu dari hutan tanaman industri hanya sanggup memenuhi separuh dari kebutuhan industri pulp, dan melihat bahwa biofuel akan memicu percepatan pelepasan kawasan untuk perkebunan kelapa sawit, diperkirakan bahwa pada tahun 2012 hutan alam dataran rendah di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi musnah. Pada tahun 2022, seluruh hutan alam dataran rendah Indonesia musnah.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="FI"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Berbagai inisiatif untuk memperbaiki sektor kehutanan seperti FLEGT tidak akan mampu menekan laju kerusakan karena hanya mengatur tentang penegakan hukum, tata kelola dan perdagangan kayu. FLEGT tidak menyentuh akar masalah di sektor kehutanan, yaitu pengakuan terhadap hak-hak masyarakat, korupsi dan besarnya kesenjangan antara persediaan (<i style="">supply</i>) dan kebutuhan (<i style="">demand</i>) di industri kehutanan. Di samping itu, FLEGT juga tidak menyentuh akar masalah yang memicu percepatan deforestasi Indonesia, yaitu pola konsumsi. </span><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Sertifikasi juga tidak akan mampu menyelesaikan masalah sepanjang bersifat voluntary. Sertifikasi memberikan ilusi seolah ada pengelolaan hutan yang lestari. Sama seperti FLEGT, sertifikasi mengalihkan persoalan fundamental kehutanan.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL">Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut di atas muncul justru dari kenyataan yang ada pada industri kehutanan itu sendiri. Laju tebangan ilegal pada tahun 2006 telah mencapai lebih dari 19,051 juta meter kubik dengan kerugian Rp. 22,862 trilyun rupiah. Angka ini sedikit kecil bila dibandingkan dengan devisa yang diperoleh dari ekspor kehutanan minus pulp yang mencapai Rp. 29,536 triliun. Namun dengan kerugian banjir dan longsor senilai Rp. 8,158 triliun, angka kerugian bertambah menjadi 31,020 triliun rupiah. Ringkasnya, setiap tahunnya industri kehutanan berkontribusi terhadap defisit devisa negara sebesar Rp. 1,484 triliun rupiah. Belum termasuk kerugian yang muncul dari penyelundupan kayu, biaya konflik dan nilai ekologi sumberdaya hutan.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Penyelesaian atas masalah disektor kehutanan tentu tidak akan mudah. Operasi penebangan yang merusak hanya mampu menyentuh kurang dari<span style=""> </span>8,7 persen kayu yang ditebang secara ilegal setiap tahunnya. Revitalisasi dan restrukturisasi industri di tingkat nasional juga berjalan saling berseberangan dengan peningkatan kapasitas industri. </span><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL">Pada saat audit dilakukan pemerintah justru meningkatkan kapasitas produksi pulp di Sumatera dan berencana untuk membangun satu industri pulp di Kalimantan dan satu di Papua.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="ES-CL"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Ringkasnya, ada banyak kepentingan yang saling berseberangan di sektor kehutanan. Satu sisi, ada masalah bencana dan konflik yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit dan di sisi lain ada dorongan untuk melakukan ekstraksi terus-menerus untuk memenuhi cadangan devisa dan pembayaran hutang bagi industri yang tertanggung di BPPN. Kordinasi pusat dan daerah juga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Mengakibatkan informasi dan perkembangan industri di tingkat kabupaten tidak diketahui oleh pemerintah pusat. Membuat perencanaan pembangunan kehutanan Indonesia didasarkan pada asumsi-asumsi. Membuat solusi terhadap pembangunan di sektor kehutanan tidak menyentuh tiga masalah mendasar: tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat, korupsi dan besarnya kesenjangan antara pasokan dan permintaan di industri kayu.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Pilihan Jeda Tebang diambil dikarenakan ada banyak kepentingan yang membuat solusi terhadap masalah menjadi sulit didapatkan. Dengan jeda, seluruh kepentingan bisa dipinggirkan terlebih dahulu untuk kemudian permasalahan didalam tata kelola dan kebijakan yang tumpang tindih bisa diperbaiki. Demikian halnya dengan penyelesaian konflik, peraturan perizinan dan sistem kelola hutan rakyat bisa dilihat secara lebih jernih.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Selama masa lima belas tahun, pemerintah mempersiapkan kebijakan yang mengatur tentang Protokol Resolusi Konflik sebagai panduan kedepannya untuk menyelesaikan konflik-konflik di sektor kehutanan, Standar Pelayanan Ekologi sebagai petunjuk jalan (<i style="">guidelines</i>) dalam mengeluarkan kebijakan pengusahaan di bidang kehutanan dan perkebunan, menyusun kebijakan pengelolaan hutan yang berbasiskan pada masyarakat dan lalu lintas perdagangan kayu.
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Selama jeda tebang dijalankan, industri-industri kayu dapat tetap jalan dengan cara mengimpor bahan baku kayu dari luar negeri. Dengan melanjutkan penggunaan bahan baku kayu dari dalam negeri sendiri, pada dasarnya kita sama saja dengan melakukan bunuh diri.<span style=""> </span>Untuk memudahkan pengawasan tersebut, maka jenis kayu yang diimpor haruslah berbeda dengan jenis kayu yang ada di Indonesia.<o:p></o:p></span></p> <h5 style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span></h5><h5 style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Keuntungan Jeda Tebang <o:p></o:p></span></h5> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Moratorium akan memberikan keuntungan ganda dalam perbaikan pengelolaan sumberdaya hutan dan industri perkayuan yang berkelanjutan, seperti antara lain:<o:p></o:p></span></p> <ol style="font-family: trebuchet ms;"><li><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Memberikan ruang politik dan ekologi kepada hutan alam untuk ‘bernafas’ dan menahan berlanjutnya kehancuran hutan tropis di Indonesia;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Memberikan kesempatan terbaik untuk memonitor pelaksanaan lacak balak (timber-tracking) dan audit kayu bulat;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Memberikan kesempatan untuk menata industri kehutanan dan hak-hak tenurial (penguasaan) sumber daya hutan;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Mengkoreksi distorsi pasar kayu domestik dengan membuka kran impor seluas-luasnya;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Lewat mekanisme pasar, melakukan restrukturisasi dan rasionalisasi industri olah kayu dan mengoreksi over kapasitas industri: hanya industri yang melakukan bisnis dengan benar dan bersaing yang dapat melanjutkan bisnisnya dan yang mengandalkan suplai kayu haram dengan sendirinya tidak akan mampu bersaing;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" >Lewat mekanisme pasar, memaksa industri olah kayu meningkatkan efisiensi pemakaian bahan <st1:city st="on"><st1:place st="on">baku</st1:place></st1:city>; dan<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Lewat mekanisme pasar, mendorong industri pulp untuk secara serius membangun hutan-hutan tanamannya.<o:p></o:p></span></li></ol> <h5 style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:100%;">
<br /></span></h5><h5 style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Kerugian Bila Jeda Tebang Tidak Dilaksanakan<o:p></o:p></span></h5> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">
<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Indonesia akan mengalami kerugian besar pada masa yang akan datang apabila tidak memberlakukan moratorium saat ini, seperti sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <ol><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Pemerintah tidak dapat memonitor kegiatan penebangan haram secara efektif;<o:p></o:p></span></li><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Distorsi pasar tidak dapat diperbaiki dan pemborosan kayu bulat akan terus terjadi;<o:p></o:p></span></li><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" >Tidak ada paksaan untuk industri untuk meningkatkan efisiensi pemakaian bahan <st1:place st="on"><st1:city st="on">baku</st1:city></st1:place> <o:p></o:p></span></li><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="SV">Industri akan menunda-nunda pembangunan hutan-hutan tanaman dan semakin menghancurkan hutan alam;<o:p></o:p></span></li><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Defisit kehutanan akan terus bertambah;<o:p></o:p></span></li><li style="font-family: trebuchet ms;"><span style=";font-size:100%;" lang="FI">Hutan dataran rendah Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi akan habis pada 2012 dan hutan dataran rendah Papua akan habis pada 2022;<o:p></o:p></span></li><li><span style=";font-family:";" lang="FI"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family: trebuchet ms;">Indonesia akan kehilangan basis industri di luar pulp yang menghasilkan devisa sebesar US$ 4 milyar dan bila sumber daya hutan habis, dan ratusan ribu pekerja kehilangan pekerjaannya dalam masa 7 tahun mendatang;</span></span></span></li></ol>
<br /><span style="font-family: trebuchet ms;">by: <span style="font-weight: bold;">HP</span></span>
<br /><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">(sumber: www.walhi.or.id) </span>
<br /> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=";font-family:";" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span style=";font-family:";" lang="FI"><o:p> </o:p></span></p> Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-6793157698729584282009-06-09T03:05:00.000-07:002009-06-09T03:21:21.902-07:00Lakpesdam & Ansor Kritisi Hasil Pileg<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7NjOPBwjQIL5_geB2NNVsN-_TV3yM09Sd2zrnYiV3_f9loIZ8X-2UkBwlYaOfXevQ3I9hdrDvIiZipIlpY9JWs_KRRRSxK3Y8dRHpChdkpcW58ArGwHY-cAJmGqJwX2VKsi05rXM3yeo/s1600-h/muhim.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7NjOPBwjQIL5_geB2NNVsN-_TV3yM09Sd2zrnYiV3_f9loIZ8X-2UkBwlYaOfXevQ3I9hdrDvIiZipIlpY9JWs_KRRRSxK3Y8dRHpChdkpcW58ArGwHY-cAJmGqJwX2VKsi05rXM3yeo/s320/muhim.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345269857944571106" border="0" /></a><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Nilai Masyarakat Sudah Jenuh Dengan Pemilu</span></span><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><span style="font-size:78%;">(photo: Muhimmudin/ Sekretaris Ansor Tuban)<br /></span><br />Carut marutnya suara warga Nahdliyin pada pemilu legeslatif kemarin yang dinilai oleh banyak kalangan sebagai kegagalan politik warga Nahdliyin disikapi oleh Muhimmudin, S.Ag, Sekretaris Cabang Gerakan Pemuda Ansor (GP.Ansor) Kabupaten Tuban.<br /><br />Anjlok-nya sejumlah suara partai politik yang dekat dengan Nahdalatul Ulama' (NU) seperti halanya PPP, PKB dan bahkan PKNU adalah karena tidak fahamnya warga Nahdliyin akan perjuangan NU secara kultural ataupun struktural.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Banyaknya masyarakat yang tidak masuk dalam data pemilih tetep (DPT) merupakan bagian dari menurunnya suara parpol yang “berdekatan” dengan NU. S<br /><br />elain itu pula pola pikir masyarakat yang sudah apatis akan pemilu dan sampai munculnya sikap atau prilaku prakmatis juga merupakan beberapa faktor penyebab berkurang-nya suara parpol yang berbasis warga nahdliyin. </span> <span style="font-family:trebuchet ms;">“Banyak faktor penyebab menurunya suara parpol yang “dekat” dengan Nahdlatul ulama', akan tetapi yang pasti warga NU masih banyak yang belum tahu akan perjuangan dan kiprah NU pada masyarakat, sehingga mereka lebih mengutamakan keuntungan sesat”. Ujar Muhimmudin.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />Muhimuddin yang juga Direktur Lakpesdam PC NU Tuban ini mengungkapkan, prilaku prakmatis masyarakat juga tidak bisa disalahkan sepenuhnya, karena menurutnya ada akibat, karena ada sebab-nya. Hasil diskusi PC Lakpesdam dan GP Ansor Tuban kemarin mencatat kalau masyarakat selain sudah jenuh dengan pola pemilu yakni mulai dari Pilkades, Pilbub, Pilgub, Pileg dan Juga Pilpres, ketika para calon pemimpin sudah menjadi pimpinan tidak ada perubahan yang siknifikan, bahkan cenderung lupa kalau sudah menjadi pejabat.</span> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">“Masyarakat juga sudah jenuh dengan Pil-pil, apalagi pemilu kali ini juga benar-benar jauh berbeda dengan proses pemilu sebelumnya, banyaknya partai dan calon legeslatif (Caleg) yang mengunakan berbagai macam strategi, bahkan sampai dengan mengunakan uang untuk meraup suara menjadi fenomena tersendiri dan menarik untuk dikaji” Lanjut Aktifis HMI saat masih kuliah di surabaya pada bhirawa.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />Ditempat terpisah, Drs. Muhtarom Direktur LSM Yanata Tuban, menambahkan kalau hasil dari pemilu legeslatif kemarin adalah bukan sebuah mandat yang diberikan sepenuhnya oleh rakyat pada wakil-nya (Caleg.red). Akan tetepi sebuh mandat yang “dibeli” oleh para Caleg. Oleh karena itu, nantinya masyarakat tidak bisa berharap banyak pada wakilnya yang ada di gedung parlemen, karena mereka sudah membeli mandat yang “dijual” oleh rakyat itu sendiri.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />“Ya..jangan berharap banyak dari mereka, masyarakat/rakyat sendiri sudah 'menjual' mandat itu pada mereka. Sangat masuk akal dan manusiawi sekali, ketika para wakil rakyat digedung parleman nanti tidak merespon lagi jeritan ataupun keluh rakyat-nya, lawong mereka sudah membeli mandat itu” Ujar Muhtarom.</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Meski demikian, Muhtarom masih tetap berharap pada para anggota DPR hasil pemilu 9 April kemarin. Berapapun uang yang telah dikeluarkan untuk 'membeli' mandat dari rakyat, amanat dari undang-undang, DPR adalah wakil dari rakyat yang bertanggungjawab juga pada rakyat atau konstituen-nya selain pada partai yang mengusung. </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />“Kalau sudah tidak percaya pada DPR, Kan masih ada LSM, Pers yang merupakan bagian dari negara dan Demokrasi, laporkan saja pada LSM dan Pers ketika para wakil rakyat ini nanti tidak peduli lagi pada masyarakat, biar nanti kalau mau nyalonkan lagi tidak ada yang memilih, minimal citra partai yang mengusungnya juga ikut menanggung beban”. Pungkas Tarom.<br /><br /><br /><span style="font-style: italic;">by: </span><span style="font-style: italic; font-weight: bold;">kh. huda</span><br /><span style="font-weight: bold;">(Lakpesdam Tuban)</span><br /></span></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-22519241807583205532009-06-09T00:08:00.000-07:002009-06-09T00:11:49.280-07:00Demi Keindahan, Koarmatin Tanam 1.264 Pohon<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrF78xOumYMkvLerA_C8nwzWZ_JztENBnB-m-cqPMA7yFTkO5PjCAnuN_pPGtsYFk00yRWaCqh5ox-gX69z5TsTF_1DWSKvLZoU5jYJLNEOlD9fGsxEBQp_xfyBVWA5L97Utn_u48b-K8/s1600-h/koarmatim_dalam.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 285px; height: 211px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrF78xOumYMkvLerA_C8nwzWZ_JztENBnB-m-cqPMA7yFTkO5PjCAnuN_pPGtsYFk00yRWaCqh5ox-gX69z5TsTF_1DWSKvLZoU5jYJLNEOlD9fGsxEBQp_xfyBVWA5L97Utn_u48b-K8/s320/koarmatim_dalam.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345221784167893778" border="0" /></a><strong style="font-family: trebuchet ms;">Surabaya</strong><span style="font-family: trebuchet ms;"> - Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) tidak hanya dituntut memiliki kemampuan alusista berteknologi canggih, tapi keindahan dan keasrian lingkungan juga menjadi prioritas sehari-hari.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Seperti yang dilakukan pagi ini, Koarmatim menanam 1.264 pohon di area lahan Komando Latihan Armada Timur (Kolatrmatim) Ujung Surabaya, Selasa (9/6/2009).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Secara simbolis penanaman pohon kelengkeng dan mangga dilakukan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Lili Supramono dan diikuti Kasarmatim Laksamana Pertama TNI Slamet Yulistiono, Asisten Pangarmatim, Komandan Satuan Kapal, Kepala Dinas Koarmatim dan seluruh anggota Koarmatim.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Penanaman pohon ini baru pertama dilakukan, beberapa bulan silam juga dilaksanakan kegiatan yang sama. Tepatnya di depan Pos Candi Ujung, waktu itu telah ditanam 1.000 pohon produktif berupa mangga dan buah-buahan lainnya. Pagi ini, pohon yang ditanam di lahan Kolatarmatim juga dari pohon jenis produktif. Diantaranya mangga, sawo, klengkeng dan jenis buah lainnya.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;">Digalakkannya program penghijauan mengingat akhir-akhir ini sengatan matahari ke bumi dirasakan semakin panas. Hal itu disebabkan sebagai dampak gundulnya hutan dan berdirinya rumah-rumah kaca berakibat terjadinya pemanasan global. Dampak lainnya, permukaan laut pun saat ini sudah cukup tinggi. Sehingga banyak pemukiman di dekat pantai yang rumahnya kebanjiran karena air laut pasang.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;">Kondisi ini juga dirasakan Koarmatim. Sebagai markas komando yang lokasinya di pinggir Pantai, setiap saat bisa melihat dan merasakan tingginya pasang air laut. Dengan menggalakkan program penghijauan, diharapkan sedikit membantu mengurangi terjadinya pemanasan global.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dengan lingkungan yang asri, diharapkan akan dapat membawa suasana tenang, nyaman dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan etos kerja bagi setiap prajurit. (penarmatim@yahoo.com)</span><br /><br /><b style="font-family: trebuchet ms;">(fat/fat)</b></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-77993321788282967632009-06-08T23:48:00.000-07:002009-06-08T23:57:17.210-07:00KRISIS EKOLOGI LAUT DAN LINGKUNGAN PESISIR<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZn0dMQdiH_Xv06DAHXTTBruS0EB5afE_SciYYpnba0HAgBkRszbkKxvPvoHzvowUC7sTpi-LEDChCaoJnIZcfPqU5ccFMZJjDY3Wq_jGAzYON9ZVLtLdK-2IrKKWL7xsDQl93iu1WeBA/s1600-h/laut.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 225px; height: 144px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZn0dMQdiH_Xv06DAHXTTBruS0EB5afE_SciYYpnba0HAgBkRszbkKxvPvoHzvowUC7sTpi-LEDChCaoJnIZcfPqU5ccFMZJjDY3Wq_jGAzYON9ZVLtLdK-2IrKKWL7xsDQl93iu1WeBA/s320/laut.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345216727044108338" border="0" /></a><b style="font-family: trebuchet ms;">Pengantar</b><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Doktrin pembangunanisme ala Orde Baru dengan memprioritaskan pertumbuhan ekonomi sebagai panglima ujung-ujungnya harus dibayar mahal oleh segenap anak bangsa. Proyek-proyek pembangunan yang hanya mengejar target pertumbuhan ekonomi dan bersifat fisik ternyata berdampak pada krisis moneter yang berlanjut pada krisis politik sehingga memaksa sang penguasa rezim harus lengser keprabon.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Tanpa menafikan prestasi ‘keberhasilan’ dalam mengelola stabilitas politik dan ekonomi yang pernah diraih selama berkuasa, toh pada akhir pemerintahannya rezim kleptokratik ini mewariskan krisis multidimensi yang amat parah. Tidak hanya krisis moneter dan ekonomi yang hingga sekarang dampaknya masih kita rasakan, namun yang lebih parah lagi adalah, bencana krisis moral dan ekologi-lingkungan yang sungguh memprihatinkan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sebagai dampak krisis moral, kini korupsi semakin merajalela dan membudaya di seluruh strata pemerintahan. Bahkan sampai menular ke desa-desa. Sementara dampak yang muncul akibat krisis ekologi-lingkungan seakan-akan hampir setiap saat Indonesia tidak pernah sepi kedatangan bencana alam dan epedemi penyakit. Segala resiko di atas tidak lain adalah buah dari akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan dalam mengelola bangsa ini. Keserakahan segelinter elit yang memiliki otoritas dan power dalam menentukan kebijakan publik, tetapi tidak amanh. Tidak semestinya rakyat dijadikan obyek pembangunan dan sumberdaya alam dieksplotasi tanpa batas (boundless). Apabila kecenderungan menyimpang semacam ini terus dibiarkan, bukan mustahil kehidupan seluruh penduduk yang mendiami negeri ini kian bertambah sengsara. Kehidupan anak dan cucu kita menjadi sangat menderita karena alam tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Indonesia, kini sungguh menjadi sebuah negeri penuh ironi dan kemasghulan dalam hidup berbangsa di abad modern ini. Katanya, hidup di zaman yang semakin modern dan sarwa dimanjakan teknologi namun terasa seperti ‘teralienasi’ dari lingkungan sosial maupun lingkungan ekologis yang sehat. Di mana semestinya kita menjadi saling tergantung untuk menjaga kelangsungan spesies kita di masa depan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Namun, sejauh ini tak banyak orang yang mau menyadari bahwa baik krisis sosial maupun ekologis membawa dampak dan konsekuensi yang besar bagi keberlangsungan kehidupan spesies manusia di bumi. Di mana-mana, terutama di kawasan perkotaan tumbuh menjamur rumah-rumah kaca dan gedung bertingkat pencakar langit meski ada kekhawatiran terhadap pemanasan global. Kasus pembalakan liar (illegal loging) terus terjadi tanpa peduli datangnya tanah longsor dan banjir bandang. Proyek-proyek reklamasi pantai terus digenjot tanpa mempedulikan bahaya rob dan abrasi pantai. Konversi lahan subur pertanian kian meningkat tanpa mau mengerti betapa kritisnya sistem ketahanan pangan kita yang rapuh.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Pendek kata, melihat fenomena musibah bencana alam yang datang bertubi-tubi di negeri kita maka sebagai penyebab bencana tersebut tidak lain karena memang sikap kita yang gemar memusuhi alam (binatang dan makhluk hidup lainnya). Yakni tidak mau menjaga sebaik mungkin lingkungan sekitar kita. Padahal, pada satu sisi kita ini hidup sangat tergantung kepada alam, akan tetapi di sisi yang lain, kita justru tidak mau memperlakukan alam sebagai subyek. Lingkungan sekitar sebenarnya merupakan satu entitas kehidupan yang sama seperti kita, memiliki hak untuk hidup dan berkembang sebagaimana yang dijaminkan Tuhan, Sang Maha Pencipta. Dengan demikian, jika kita termasuk umat beragama maka memusihi alam sama halnya mengingkari adanya nikmat Tuhan, istilah agamanya yaitu kufur bin ni’mah.</span><br /><br /><br /><i style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">Indonesia: Archipelagic State</i><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Indonesia disebut archipelagic state atau negara maritim. Karena sebagian besar luas wilayahnya, yakni dua pertiganya terdiri dari lautan, atau sebuah negara yang terdiri dari pulau-pulau yang dikelilingi lautan. Menurut catatan Walhi tahun 2006, wilayah kedaulatan Indoensia yang berupa daratan meliputi pulau-pulau besar dan kecil yang jumlahnya sekitar 17.500 pulau yang terbentang dan tersebar mulai dari Sabang hingga Merauke. Wilayah laut Indonesia merupakan terluas di dunia, dengan luas totalnya 5,9 juta km persegi. Kita juga memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, yaitu sekitar 81.000 km. Dari keseluruhan luas wilayah terotori Indonesia yang sebesar 1.923.715 km3, sekitar 75 persen dari total wilayahnya adalah lautan yang amat kaya dengan sumberdaya alam (Kompas: 18/09/2004).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kekayaan sumberdaya kelautan dan pesisir Indoensia tidak kalah besar dengan kekayaan di daratan, selain meliputi pulau-pulau besar dan kecil sekitar 17.500 pulau, yang dikelilingi ekosistem pesisir tropis, seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, berikut sumberdaya hayati dan non-hayati (bahan mineral dan tambang) yang terkandung di dalamnya.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dari aspek pertahanan, wilayah pesisir memiliki arti strategis untuk menangkal serangan musuh-musuh yang datang dari luar teritorial. Di samping itu, kawasan pesisir juga amat strategis untuk menunjang sistem ketahanan pangan nasional karena merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Seperti untuk jalur transportasi angkutan barang dan pariwisata.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Namun sayangnya, karakteristik laut tersebut belum sepenuhnya dipahami dan diintegrasikan secara terpadu dalam pembangunan nasional. Kebijakan pemerintah Indonesia yang sektoral dan proyek oriented serta bias daratan, akhirnya menjadikan laut tak ubahnya sebagai kolam sampah raksasa. Tempat muara pembuangan sampah-sampah penduduk dan limbah industri yang berasal dari kegiatan di wilayah daratan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dari aspek sosial-ekonomi, pemanfaatan kekayaan laut masih terbatas pada kelompok pengusaha besar (pemodal swasta) dan pengusaha asing. Sedangkan kelompok nelayan sebagai jumlah terbesar (sekitar 3,5 KK) merupakan kelompok profesi paling miskin di Indonesia. Sutawi dan Hermawan (2004: 29) memperkirakan ada 70 persen populasi penduduk nelayan Indonesia yang hidup dalam kondisi miskin. Jika diambil rata-rata tiap anggota keluarga nelayan itu 5 orang, berarti ada 17,5 juta penduduk Indonesia yang secara langsung menggantungkan hidup mereka dari laut.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Sungguh merupakan suatu ironi, negara Indonesia yang disebut negara maritim terbesar di dunia karena memiliki dua pertiga wilayah berupa lautan dengan panjang garis pantai 81.000 km, dengan sumberdaya kelautan yang melimpah ruah akan tetapi justru sebagian besar masyarakat nelayan kita justru hidup dalam gelimang kemiskinan. Sekedar contoh, kondisi ekonomi nelayan di Kabupaten Tuban, pengahasilan rumah tangga nelayan tradisonal hanya memperoleh pendapatan rata-rata perbulan sekitar Rp. 300.000,- s/d Rp. 500.000,-. Nilai pendapatan di bawah ketentuan gaji UMR daerah yang jumlahnya mencapai Rp. 660.000,- perbulan. Sebaliknya, beberapa negara yang memiliki potensi dan sumberdaya kelautan lebih sedikit seperti negara Thailand memiliki pembangunan sektor perikanan yang maju dan cukup kokoh dibandingkan Indonesia, sehingga nelayan di sana kehidupanya relatif lebih makmur (Gautama, 2003: 165).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Terhadap laut, Indonesia tidak hanya memiliki kebanggaan dari aspek territorial- geografis. Sejarah kejayaan Indonesia di masa lalu sebagai negara maritim di dunia merupakan entitas kedaulatan sebuah negara yang cukup disegani dan diperhitungkan dalam percaturan politik internasional. Kemasyhuran Majapahit dan Sriwijaya sebagai negara maritim telah membuktikan hal itu. Kapal-kapal niaga dan ekspedisi kedua kerajaan besar di Nusantara ini banyak disebutkan dalam literatur sangat berperan penting dalam konstalasi dunia, baik dalam perdagangan maupun kebudayaan. Maka disinilah arti pentingnya meletakan laut sebagai bagian dari sistem pertahanan negara di samping bagian integral dari sistem pertahanan pangan rakyat. Dengan demikian kewajiban kita sebagai warga negara terhadap laut yaitu melakukan penjagaan dan melestarikan seluruh aset sumberdaya kelautan yang kita miliki.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Selain karena faktor letak geografis di persimpangan jalur transportasi dunia yang strategis, bahwa kemasyhuran kedaulatan laut Indonesia memiliki akar sejarah yang panjang di masa lalu. <span style="font-style: italic;">Pertama</span>, adalah peranan kerjasama dalam perdagangan antar pulau yang berjalan secara dinamis. Ditilik dari perspektif ekonomi, hal ini berarti para pendahulu kita telah mampu menciptakan mekanisme pasar dalam skala lintas etnis dan budaya melalui kontak-kontak bisnis yang berlangsung di kota-kota niaga pantai di sepanjang jalur perdagangan Nusantara. Oleh karena itu, patut diduga bahwa budaya kosmopolitan yang berkembang di Nusantara terutama di kawasan kota-kota pesisir merupakan dampak positif dari kerjasama ekonomi antar pulau tersebut.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">Kedua</span>, bersanding dengan lancarnya kegiatan perdagangan antar pulau-pulau di sepanjang jalur navigasi perairan laut Nusantara --dimulai dari arah barat yaitu Bandar Samudera hingga ke arah timur, Bandar Bima—terjalin pula kontak budaya dan misi penyebaran Islam yang dilakukan oleh para pelancong. Para juru dakwah awal yang memasuki wilayah Melayu-Nusantara adalah berasal dari daratan Arabia, Persia, Gujarat dan Indocina. Mereka berkeliling dari satu bandar niaga ke bandar niaga lainnya. Mencapai pendaratan dari satu pulau ke pulau lainnya. Sehingga masyarakat setempat meyebut mereka sebagai da’i kelililing atau kiai lelono. Aktivitas da’i keliling ini disamping menekuni profesi sebagai pedagang pelancong mereka juga aktif berdawah agama kepada penduduk di sekitar bandar niaga yang kebetulan sedang disinggahinya. Sejarah mencatat bahwa nama komunitas “kauman” yang biasanya terdapat di kota-kota niaga pesisiran pada awalnya muncul karena dilatarbelakangi oleh intensitas dakwah Islam yang dilakukan oleh para saudagar yang sekaligus berperan sebagai kiai lelono tadi.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Pada perkembangan selanjutnya, setelah terbentuk kantong-kantong masyarakat Islam atau social grouping yang disebut komunitas kauman tadi, kemudian mulai didirikan pusat-pusat studi keislaman yaitu pesantren. Sebut misalnya pesantren Sunan Bonang yang berada di Tuban, pesantren Sunan Giri yang berada di Gresik, pesantren Sunan Ampel yang berada di kawasan Ampel Denta kota Surabaya, dll. Umumnya pusat-pusat studi dan peradaban Islam di masa itu terletak tidak jauh dari kawasan bandar niaga yang ramai dengan semarak aktivitas perdagangan.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Setelah pusat-pusat studi Islam ini mengalami kemapanan di daerahnya masing-masing dan terus sertai mobilitas para juru dakwah yang terus berlanjut dan membentuk semacam koneksi jaringan intelektuan (ulama’) Nusantara (Azra, 2002: 63-89). Maka dari latar historis ini dapat diketahui bahwa perkembangan Islam Nusantara (baca; Indonesia) tidak terlepas dari kawalan budaya niaga yang bercorak kosmopolit, terbuka dan penuh toleransi dengan budaya serta adat istiadat lokal setempat. Para juru dakwah yang sudah membentuk jaringan ulama ini selalu memperkenalkan wajah Islam kepada masyarakat Nusantara melalui ruang-ruang dialog, forum pengajian, pagelaran seni dan sastra, serta aktivitas-aktivitas budaya lainnya, yang sepi dari unsur paksaan dan nuansa konfrontasi. Strategi akulturasi budaya merupakan pilihan yang dianggap bijak untuk mendialogkan Islam dengan khazanah dan tradisi lokal yang telah hidup berabad-abad di tengah-tengah masyarakat, sehingga kehadiran misi Islam --rahmatan lil’alamin-- turut mewarnai dengan nilai-nilai profetis-transformatif yang diembannya supaya lebih mudah diterima dan cepat membumi di bumi Nusantara.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-style: italic;">Ketiga</span>, dengan semakin lancarnya kontak-kontak perdagangan dan kebudayaan di atas maka peranan alat komunikasi yang dalam hal ini bahasa Melayu sebagai lingua franca kian mendominasi dalam percaturan ekonomi dan kebudayaan antar daerah. Dengan demikian, secara teori dapat digambarkan, secara perlahan-lahan dengan peranan bahasa Melayu (baca; plus Arab pegon) sudah mulai membentukan konstruk kebudayaan besar yaitu budaya khas Nusantara, yang mana unsur-unsurnya dirangkai dari pelbagai budaya lokal di masing-masing daerah. Lebih jauh, sejarah perkembangan kebudayaan Indonesia modern dapat dilacak dalam konteks dan latar historis ini. Maka sangat bisa diterima secara nalar kalau pada peristiwa bersejarah, tanggal 28 Oktober 1928 bahasa Melayu diterima para perwakilan pemuda se-Tanah Air dalam Kongkres Pemuda pertama sebagai bahasa persatuan yang kembali diikrarkan menjadi Bahasa Indonesia.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Namun sayangnya, setelah kedatangan bangsa-bangsa imperalis dan kolonialis Barat kedigdayaan maritim Nusantara yang telah bertahan berabad-abad lamanya mengalami kemandegkan total, kemudian terputus akibat politik devide et impera sang penjajah. Kedatangan orang-orang kulit putih ini hanya ingin menguras kekayaan alam Indonesia dan penduduk pribumi, sedangkan hubungan kerjasama perdagangan yang dijalin dengan para penguasa lokal hanyalah sebuah kedok belaka (Alwi, 2005). Dampak kekejaman dan keserakahan penjajah kolonial terhadap bangsa kita mengakibatkan penderitaan panjang hingga membekaskan luka sejarah yang amat dalam.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Bertolak dari latar sejarah kejayaan maritim tempo dulu, di sini dapat ditegaskan bahwa kalau bangsa ini mau memperkuat integrasi nasional sekaligus ketaguhan ekonomi bangsa maka titik pangkalnya adalah membangun kekuatan basis pertahanan dunia kemaritiman dengan serius.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Krisis Ekologi-Kelautan di Pantura</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dewasa ini, kondisi lingkungan laut dan pesisir semakin tambah mengkhawatir-kan. Hampir di sepanjang Pantai Utara Jawa (Pantura) pencemaran air sungai dan laut, ekosistem terumbu karang dan pohon-pohon bakau/mangrove atau tanaman pantai lainya yang dapat berfungsi sebagai penangkis gelombang pasang sudah banyak yang punah. Dapat di pastikan, setiap kali musim air laut sedang pasang, hempasan gelombang dan ombak menerjang rumah-rumah penduduk dan jalan raya karena sudah tidak ada lagi tanaman pantai yang dapat menahan laju gelombang pasang. Runyamnya lagi, banyak kawasan hutan bakau yang jadi gundul karena ulah para pemodal yang melakukan konversi lahan, apakah untuk kepentingan industri, property ataupun bisnis pariwisata yang sebenarnya menyalahi peraturan tata ruang kelautan daerah. Yang lebih aneh, perbuatan tersebut justru malah dibiarkan oleh penguasa setempat karena dianggap bisa menambah pemasukan bagi pihak-pihak yang memegang otoritas atau menaikan angka pendapatan asli daerah (PAD).</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Paling tidak ada dua faktor penting yang berkaitan dengan kerusakan lingkungan di kawasan pesisir. Faktor yang pertama adalah, pesatnya pembangunan industri di daratan tepi dan lepas pantai. Pertumbuhan industri di daerah Pantura Jawa Timur di tengarahi sebagai pihak yang paling besar berkontribusi dalam pencemaran lingkungan kelautan. Untuk satu dekade terakhir ini kondisi lingkungan laut di kawasan pantai dari Surabaya hingga ke wilayah perbatasan sebelah barat Propinsi dampak kerusakannya sudah sangat terasa sekali karena berpengaruh langsung terhadap penurunan hasil tangkapan para nelayan, utamanya yang masih mengandalkan alat tangkap tradisional.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Perkembangan industri-manufaktur memang diakui telah mampu menjawab persoalan kesejahteraan dan kesenjangan sosial, tetapi buah akibatnya ternyata harus dibayar amat mahal karena berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Akselerasi pertumbuhan industi di kawasan daratan dan pesisir Pantai Utara telah mengakibatkan gundulnya hutan mangrove disekitarnya. Ditambah pula pembangunan pelabuhan industri terpadu, dan tempat-tempat wisata tepi pantai di Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban banyak mengahasilkan limbah buangan yang mengakibatkan, pendangkalan sungai, sendimen laut dan semakin rusaknya ekosistem terumbu karang.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sekedar ilustrasi, bahwa keberadaan tanaman hutan bakau berfungsi amat penting sebagai peredam gelombang pasang dan angin badai, pelindung abrasi, penahan lumpur dan perangkap sendimen agar tidak mudah lonsor digerus gelombang laut. Menipisnya jumlah tanaman hutan bakau akan berdampak pada rentannya kawasan pesisir pantai dari ancama bencana dari arah laut.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Seperti yang dilaporkan mingguan Tempo (Edisi: 6/05/2007), keseluruhan luas hutan bakau di Indonesia pada tahun 1982 tercatat 4,2 juta hektare. Akibat alih fungsi, empat tahun kemudian menyusut satu juta hektare menjadi 3,2 juta hektare. Dan pada tahun 2005, luasnya tinggal separuhnya. Kerusakan hutan bakau di daerah pemukiman nelayan juga akibat ditebangi untuk dijual kepada masyarakat atau dimanfaatkan sendiri untuk berbagai kebutuahn rumah tangga (Kusnadi, 2006:189).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Faktor lain yang juga merisaukan bagi usaha menjaga kelestarian ekosistem laut dan kawasan pesisir yaitu meningkatnya populasi penduduk yang semakin pesat. Sebagaimana kata pepatah, ”ada gula ada semut”. Di mana ada pundi-pundi uang dibangun maka di situ pula akan menarik datangnya banyak manusia. Terbukanya peluang dan kesempatan kerja yang ditawarkan oleh industri di kawasan pesisir menghadirkan tenaga kerja dari berbagai daerah, dan dari berbagai lapisan masyarakat dengan bermacam-macam kualifikasi. Di samping berdampak pada masalah krisis lingkungan kehadiran industri juga akan melahirkan problem mobilitas penduduk dan kelangkaan pekerjaan, terutama bagi penduduk yang miskin akses (Usman, 1998: 245).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Dengan semakin banyaknya pusat-pusat industri yang dibangun di area tepi laut maka secara otomatis akan diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang begitu padat. Tingkat kepadatan itu menambah beban yang amat berat bagi lingkungan karena daya dukung sumberdaya alam yang ada sangat terbatas. Sumberdaya alam yang tersedia ternyata semakin tidak seimbang dengan lajunya tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup penduduk. Lingkungan tidak pernah berhenti dieksplorasi dengan berbagai macam cara dan argumentasi.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Secara otomatis, dengan bertambahnya jumlah penduduk di kawasan pesisir pantai menuntut ketersediaan lahan yang cukup untuk kebutuhan papan dan aktivitas bisnis penunjang. Guna memenuhi kebutuhan tempat pemukiman tersebut dibuatlah kebijakan tentang konversi lahan. Pengadaan proyek konversi atau alih fungsi lahan berdampak pada pengerukan gunduk pasir, pengebrukan tambak atau rawa-rawa serta reklamasi pantai. Demikian juga dilakukan penebangan pohon-pohon bakau demi memenuhi kecukupan lahan untuk konversi. Akibatnya, setiap terjadi air laut pasang tidak hanya genangan rob dan abrasi yang mengganggu aktivitas rutin warga yang berdomisili di sebagian wilayah Pantura, akan tetapi secara ekonomis juga merugikan karena produktivitas pertumbuhan bibit nener (bandeng), windu dan kepiting cenderung menurun drastis.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Semakin bertambah padat area kawasan pemukiman penduduk pesisir juga berpotensi menghasilkan produksi sampah yang cukup besar. Selain kiriman limbah industri, sampah-sampah dari sektor rumah tangga dan industri rumahan di sekitar pantai umumnya banyak di buang ke sungai atau langsung ke laut. Laut, sepertinya berfungsi menjadi tong sampah raksasa yang sanggup menampung aneka macam rupa sampah dan racun seberapun banyaknya. Fenomena ini akan terus berlangsung selama belum ada kesadaran massif penduduk kawasan pantai untuk mengelola sampah secara benar sehingga tidak mengganggu lingkungan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Selanjutnya, kontribusi yang cukup besar terhadap kerusakan ekosistem laut juga diakibatkan adanya aktivitas para nelayan sendiri. Modernisasi di sektor kelautan yang hanya dipahami sebatas peningkatan hasil tangkapan mendorong para nelayan secara leluasa dan sembrono mengoperasikan alat tangkap yang justru merusak eksistem laut. Seperti penggunaan pukat harimau atau mini trawl, pukat dogol, payang methek, bom ikan atau racun kimia potasium, dsb. Sejauh pengamatan penulis, terhadap kegiatan penangkapan yang over-eksploitasi atau overfishing belum ada upaya pencegahan yang serius dari pemerintah daerah setempat meskipun tindakan tersebut sangat mengancam ketersediaan sumberdaya perikanan dan kelangsungan hidup nelayan di masa depan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Semua kerusakan biofisik-lingkungan laut di atas adalah gejala yang terlihat dengan kasat mata dari hasil interaksi antara manusia dengan sumberdaya pesisir yang tidak memperhatikan kaidah-kaidah kelestarian alam dan daya dukung lingkungannya. Ilustrasi tabel di bawah adalah salah satu contoh penggunaan alat tangkap oleh nelayan modern maupun tradisional yang dapat mengancam kelestarian ekosistem laut dan sampai sekarang masih dioperasikan di wilayah perairan Gresik, Lamongan dan Tuban.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kebanyakan nelayan yang beroperasi di wilayah laut Pantura Jawa Timur sudah menggunakan mesin untuk menggerakan laju perahu, bahkan bagi nelayan perahu kursin dan perahu ijon malah menambah mesin gardan untuk menarik pukat dan payang pethek-nya. Keduanya beroperasi di area tangkap berjarak 30 mil lebih dari bibir pantai. Bagi nelayan kursin atau kapal besar malahan kalau melaut bisa sampai memakan waktu seminggu lebih atau sebulan baru mendarat. Sedangkan kalau nelayan ijon hanya memerlukan waktu sekitar 12 – 14 jam dalam beroperasi setiap hari.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Bagi nelayan srool, jukung dan lolopik mereka pada umumnya melakukan operasi tangkap pada perairan berjarak kurang dari 30 mil dari lepas pantai. Untuk beroperasi melebihi jarak tempuh 30 mil sangat beresiko mengingat ukuran perahu mereka relatif kecil dan riskan kecelakaan apabila sewaktu-waktu datang gelombang besar.</span><br /><br /><br /><i style="font-family: trebuchet ms; font-weight: bold;">Konflik Sumberdaya Laut Atau Titik Balik Blue Revolution</i><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Pada periode tahun 1970-an, salah satu kebijakan politik pembangunan yang diusung oleh pemerintahan Orde Baru adalah melakukan modernisasi pembangunan di sektor pertanian dan kelautan, --meskipun masalah kemaritiman seakan-akan diabaikan karena kebijakan pemerintah lebih berorientasi dan berkiblat ke daratan. Namun pada dasarnya, paradigma yang dianut dalam doktrin pembangunan nasional tersebut sebetulnya adalah penerapan ideologi produktivitas sebagai ”pembenaran” terhadap eksploitasi sumberdaya alam yang ada.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Untuk sektor pertanian, diterapkan mega-proyek industrialisasi pertanian yang dikenal dengan istilah revolusi hijau (green revolution). Yaitu program intensifikasi dalam rangka peningkatan produk-produk pertanian. Sedangkan untuk sektor kelautan dikenal dengan istilah blue revolution atau revolusi biru. Bentuk konkret dari program revulusi biru adalah pengadaan motorisasi pada teknik penangkapkan ikan di laut yang diperlengkapi pula penggunaan jaring trawl atau pukat harimau. Hal ini berarti nelayan kebetulan punyak akses teknologi alat tangkap modern secara legal untuk melakukan eksplotasi sumberdaya perikanan secara penuh, tanpa peduli masalah batas ketersediaan sumberdaya perikanan dan keberlangsungan ekosistem laut terancam punah.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Namun, setelah berjalan hampir satu dasawarsa dampak kelangkaan sumberdaya perikanan yang diakibatkan oleh penggunaan trawl sangat dirasakan oleh para nelayan tradisional yang minim akses teknologi karena semakin susah mencari hasil tangkapan. Akibatnya, muncul kecemburuan sosial dan kerap berakhir konflik horisontal. Praktis pengoperasian trawl yang menyebabkan tangkap lebih (overfishing) pada tahun 1980 dilarang oleh pemerintah. Pada tahun 1980, untuk menghilangkan keresahan sosial di kalangan masyarakat nelayan akibat beroperasinya trawl dikeluarkanlah Keppres No. 39 Tahun 1980 tentang penghapusan jaring trawl atau pukat harimau.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Dengan alasan yang sama, untuk mengantisipasi masalah kelangkaan sumberdaya perikanan dan kelautan, Menteri Pertanian yang saat itu membawahi masalah kelautan mengeluarkan SK N0. 317/Kpts./Um/1975 yang isinya melarang pengoperasian penangkapan ikan di wilayah perairan laut Jawa Timur dengan menggunakan perahu motor berkekuatan lebih 35 PK dan alat tangkap purse seine yang panjangnya lebih dari 300 meter dan lebar 20 meter. Pelarangan ini dilakukan karena wilayah/teritorial yang ada dan potensi sumberdaya perikanan yang tersedia semakin langka (Kusnadi, 2006: 117). Kelangkaan sumberdaya perikanan sangat riskan memicu konflik sosial di kalangan masyarakat nelayan.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Kembali pada persoalan akar konflik sumberdaya perikanan; pertama, bahwa munculnya konflik di antara kelompok nelayan disebabkan oleh faktor kecemburuan sosial dan penurunan pendapatan hasil tangkapan (kelangkaan sumberdaya), sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kasus munculnya masalah kecemburuan sosial lebih disebabkan oleh perbedaan akses teknologi pealatan tangkap, yang dalam hal ini nelayan yang memiliki modal besar bisa secara mudah memilikinya dan sekaligus juga menguasai jaringan distribusi pasar.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Adapun faktor yang mengakibatkan penurunan hasil tangkapan yaitu kegiatan illegal fishing dan overfishing sebagai akibat dioperasikannya teknologi peralatan tangkap cukup besar, yang berimplikasi pada sempitnya fishing ground. Termasuk kasus penggundulan hutan bakau di kawasan tepi pantai yang sangat burfungsi untuk pengembangbiakan bibit-bibit ikan, nener, udang, kepiting dan binatang laut lainnya.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Faktor selanjutnya adalah, konflik sosial kelautan juga diakibatkan oleh ambiguitas pemikiran nelayan (lokal) yang mengklaim bahwa sumberdaya perikanan adalah bagian dari hak ulayat nelayan yang mendiami wilayah pesisir setempat (quasi private proverty). Padahal sumberdaya perikanan dan kelautan merupakan sumberdaya milik umum (commons property recources) yang pemanfaatannya terbuka untuk siapapun atau open access property. Tetapi, berdasarkan pasal 33 UUD 1945, dan UU Pokok Perairan No. 6/1996, dinyatakan sebagai milik pemerintah (state property). Atas dasar inilah diharapkan “intervensi” pemerintah dalam pengaturan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan dapat meredam konflik sosial di masyarakat.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Oleh karena itu, adanya perbedaan persepsi terkait penerapan konsep pemilikan dan penguasaan sumberdaya ini mendorong ambiguitas atau ketidakjelasan siapa yang berhak untuk mengelolanya. Hal ini selanjutnya mendorong berbagai stakeholder untuk mengeksploitasi sumberdaya wilayah pesisir ini secara berlebihan, kalau tidak maka pihak lain yang akan memanfaatkannya, dan tidak ada insentif untuk melestarikannya, sehingga terjadi the tragedy of commons yang baru.</span><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Dan yang terakhir adalah terkait faktor penegakan hukum yang lemah dan jauh dari rasa keadilan oleh masyarakat nelayan. Persaingan dalam memperebutkan hasil tangkapan seperti jenis ikan demersal dan udang laut (lobster) yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan pasar yang prospektif merupakan hal yang tak terelakan bagi masyarakat nelayan. Akibat perebutan daerah tangkapan serta keterbatasan teritorial distribusi spesies ikan komersial dan tidak dilaksanakannya aturan hukum yang berlaku dengan pengawasan yang ketat menyebabkan persaingan menjadi konflik yang cenderung destruktif. Kalau tidak ada ketegasan pihak yang berwenang dalam penegakan aturan main, maka sudah pasti akan berlaku motto ’only the fittes will survive’ dalam pertarungan memperebutkan area tangkap yang dianggap potensial.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Sampai sekarang ini konflik sosial terkait kelangkaan sumberdaya antara kelompok nelayan kursin dan kapal yang berasal dari Bulu atau dari daerah lain dengan nelayan tradisional yang umumnya berdomisi di wilayah Kecamatan Tambakboyo dan Jenu dan sekitarnya tetap berlansung. Walaupun konflik bersifat laten, namun intensitasnya belum juga menurun. Hal ini dipicu oleh ulah para nelayan kapal dan kursin yang selalu usil untuk melakukan aktivitas tangkapan (istilah lokal; nawur) di areal tendak atau anggas (sejenis rumpon ikan buatan), bahkan mereka juga tidak segan-segan untuk merusak rumpon tersebut. Bagi nelayan tradisional, tendak dan anggas merupakan tempat mereka menggantungkan nasib untuk mendapatkan hasil tangkapan, karena di situlah tempat yang digadang-gadang bermukimnya banyak ikan. Mengingat di beberapa tempat yang sebelumnya menjadi kawasan teritorial distribusi spesies ikan kian terbatas jumlahnya setelah rusaknya ekologi laut dan ekosistem terumbu karang akibat over eksploitasi dan kiriman limbah industri yang berasal dari daratan di sepanjang perairan pantai Tuban.</span><br /><br /><b style="font-family: trebuchet ms;"><br />Penutup</b><br /><span style="font-family: trebuchet ms;"><br />Merupakan serangkaian penutup, di sini penulis mencoba menawarkan solusi untuk menanggulangi terjadinya proses kerusakan ekosistem kelautan di sepanjang kawasan perairan Pantai Utara Jawa Timur yang akhir-akhir ini gejalanya cenderung tambah parah. Dalam hal ini, maka sebagai langkah awal yang perlu dikerjakan adalah, Pemerintah Daerah hendaknya dapat bekerja lebih serius untuk membuat regulasi yang mengatur tata ruang kelautan dan lingkungan pesisir. Di mana konteks pembuatannya lebih di dasarkan pada kepentingan yang pro-nelayan dan demi menjaga kelangsungan sumberdaya laut dan pesisir. Dan yang perlu dihindari adalah adanya kecenderungan Pemerintah Daerah untuk membuat peraturan daerah (Perda) berdasarkan kepentingannya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD). Sebab, pengaturan demikian, telah dan akan melahirkan “ketidakpastian” hukum bagi semua kalangan yang berkaitan dan berkepentingan dengan wilayah pesisir.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Langkah kedua merupakan kelanjutan dari yang pertama, yaitu penegakan aturan main terkait eksplorasi dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Para penegak hukum harus mengambil tindakan tegas bagi pihak-pihak yang melanggar hukum terkait pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan. Lemahnya law infocement akan mudah menyulut konflik sosial terbuka yang cenderung anakhis dan destruktif. Dan tentu saja onkos yang harus ditanggung untuk resolusi cukup mahal di samping juga butuh waktu yang relatif lama untuk mengembalikan pada kondisi semula (integratif).</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Ketiga, peningkatan program konservasi lingkungan pesisir dan kelautan yang berorientasi produktif dan bernilai manfaat bagi masyarakat pesisir. Misalnya untuk menanggulangi kerusakan biota laut diupayakan program pembuatan rumpon laut. Keberadaan rumpon buatan berfungsi layaknya terumbu karang yang bisa berfungsi sebagai persemaian biota laut dan tempat yang nyaman bagi ikan-ikan yang bertelor. Sedangkan untuk penghijaun kawasan pesisir sekaligus untuk pemberdayaan ekonomi perlu diadakan reboisasi kawasan pesisir dengan penanaman hutan mangrove yang bernilai ekonomis. Sebagaimana dilaporkan koran Tempo (6/05/2007) terdapat tanaman mangrove jenis Brugueragym norrhiza yang memiliki buah seperti kacang panjang dan bisa dibuat sebagai bahan baku dodol. Ada pula jenis tanaman bakau yang buahnya bisa dibikin bahan baku donat, lumpia, onde-onde, kolak, puding, sirup dan rujak pedada. Beberapa jenis mangrove seperti Lumnitzera spp dan Pemphis acidula juga merupakan jenis tanaman bakau yang bagus untuk dibuat bonsai serta memiliki nilai ekonomi tinggi. Harga tanaman hias ini bisa mencapai 2 juta perbuah.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Keempat, revitalisasi kearifan lokal (local wisdom) sebagai gerakan budaya sadar lingkungan. Di dalam maind set-nya sudah barang tentu terpola structure of knowledge, yang mengilhami bagaimanan masyarakat pesisir dapat mempertahankan survival-nya. Apakah hal itu berasal dari pengalaman hidup ketika bersentuhan dengan alam sehari-hari, keyakinan agama yang dianut, serta norma-norma sosial maupun adat-istiadat yang diwariskan, yang kemudian jamak disebut kearifan tradisonal, ketika demikian itu tetap dilestarikan. Walhasil, agenda keempat ini terkait erat dengan latar belakang sosial-keagamaan dan budaya masyarakat pesisir.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Masyarakat pesisir dikenal sebagai penganut Islam yang taat dan militan. Pada domain ini, selayaknya nilai-nilai agama (Islam) menjadi inspirasi moral-kesadaran terhadap lingkungan. Meminjam bahasa Ronal Higgins, sebagai new ethic of conciousness, --yang harus ditumbuhkan melalui kehidupan spiritual seseorang. Maka di sinilah makna pentingnya peranan para tokoh agama (ustadz, guru dan kiai) mendakwahkan nilai-nilai profetik-transformatif agama menjadi gerakan nyata terhadap kelestarian lingkungan. Bukan sekedar menjadikan agama sebatas pada masalah peribadatan (mahdlah) atau liturgi per se. Tapi misi dan peranan agama harus sanggup menjawab persoalan dan tantangan masyarakat dan bangsa secara nyata.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Selanjutnya, dalam ikhiyar menjaga kelestarian lingkuangan kelautan maka agenda revitalisasi kearifan tradisional (pesisir), dalam konteks konservasi berwawasan budaya (adat), hendaknya mengembalikan entitas komunitas pesisir sebagai masyarakat yang jatidiri sesungguhnya adalah masyarakat ekologis. Bahwa seluruh jiwa dan raga mereka tidak bisa dipisahkan dengan laut. Menurut Keraf (2005: 280-281) dalam hal ini ada tiga hal yang perlu dijadikan tinjauan. Pertama, cara pandang masyarakat pesisir tentang dirinya, alam dan hubungan antara manusia dan alam (laut). Kedua, kekhasan pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakat pesisir (adat), sekaligus menentukan pola hidup dan perilaku masyarakat pesisir terhadap alam. Dan ketiga, perlindungan hak-hak masyarakat pesisir karena dengan melindungi hak-hak mereka secara otomatis lingkungan sekitarnya juga ikut terlindungi.</span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;">Akhir kata penulis tegaskan, bahwa problem krisis ekologi lingkungan bukan semata-mata persoalan teknis parsial, melainkan persoalan holistik dan kompleks yang menyangkut aspek budaya, sosial, moral dan politik. Wallahu a’lam.<br /><br /><br /><span style="font-weight: bold;">SHT</span><br />(Lakpesdam Tuban)<br /></span></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-32172345283930831772009-06-08T23:19:00.000-07:002009-06-08T23:26:31.242-07:00MENGGUGAT KEBERPIHAKAN ANGGARAN PUBLIK<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMFnYhJpKJKOLJAnR2t9QvFn8jShLvaPsRKmz4i6t6z-wJ6OcehXIBeCZjuuTZMvTCkj_W5WUuObordWt7vks4eCeGwAWDdip1tD2hQd77UqLviRgUfBobAR7jtEgWMMQ8fwRHGFInR2o/s1600-h/duit.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 187px; height: 126px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMFnYhJpKJKOLJAnR2t9QvFn8jShLvaPsRKmz4i6t6z-wJ6OcehXIBeCZjuuTZMvTCkj_W5WUuObordWt7vks4eCeGwAWDdip1tD2hQd77UqLviRgUfBobAR7jtEgWMMQ8fwRHGFInR2o/s320/duit.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345209950576116402" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;"><span style="font-size:180%;">A</span>nggaran, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah), pada filosofinya bersumber dan milik rakyat, sehingga harus ditujukan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Keberpihakan suatu negara atau daerah terhadap rakyatnya, dapat dilihat dari arah kebijakan anggaran.</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><br /><div style="text-align: justify;">Anggaran yang diputuskan melalui proses politik, sangat dipengaruhi oleh komitmen politik rezim yang berkuasa. Ketidakberpihakan anggaran kepada rakyat pada suatu Negara atau daerah, menunjukan rezim yang berkuasa menghianati aspirasi rakyat yang memilihnya.<br /></div><br /><div style="text-align: justify;">Beberapa permasalahan umum dalam pengelolaan APBD diantaranya adalah ketergantungan daerah terhadap APBD terhadap dana perimbangan masih tinggi. Hal ini menunjukan daerah belum sepenuhnya mampu menjalankan otonomi daerah. emampuan daerah dalam menggali PAD melalui potensi yang ada belum signifikan. Berdasarkan grafik di bawah, Pendapatan Asli Daerah tidak ada yang mencapai 40% dari total<br />Belanja daerah masih di dominasi oleh belanja aparatur ketimbang pelayanan publik. Walaupun pada beberapa daerah belanja pelayanan publik lebih besar, namun pada dasarnya di dalam belanja tersebut masih terdapat, belanja-belanja administrasi umum dan biaya pegawai. Selain itu, pada daerah tertentu seperti Kota Palu masih menggabungkan antara belanja aparatur dengan pelayanan publik.<br /><br />Belum ada sepamahaman yang sama antara aparat di daerah dalam mengkategorikan, jenis belanja yang masuk dalam kelompok belanja aparatur dan pelayanan publik.<br /><br />Sejak berlaku anggaran yang berbasis kinerja tahun 2002, sampai saat ini Daerah belum sepenuhnya mampu menerapkan anggaran Kinerja. Hal ini diindikasikan dari pengelompokan jenis belanja yang masih belum konsisten, dan penyusunan indikator kinerja belum dijadikan ukuran keberhasilan suatu unit kerja. Kelemahannya daerah tidak mampu menyusun indikator kinerja pada setiap kegiatan secara terukur.<br /><br />Walaupun, pada beberapa daerah telah mencantumkan indikator kinerja, termasuk pengelolaan anggaran berbasis kinerja. namun indikator tersebut masih tidak realistis, yang berkonsekwensi langsung terjadinya pemborosan anggaran, inefisiensi dan berpotensi untuk di korup<br />Waktu penetapan APBD masih belum sesuai dengan batas waktu yang diberikan UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, yang menyatakan APBD ditetapkan paling lambat Bulan November atau 1 bulan setelah APBN ditetapkan.<br /><br />Akibatnya, molornya penetapan APBD dan perubahannya berimplikasi pada terhambat proses pembangunan dan pelayanan publik. Realisasi anggaran yang terlambat, banyak proyek yang baru berjalan pada akhir tahun, sehingga membuka peluang terjadinya laporan fiktif penggunaan anggaran.<br /><br />Berdasarkan hasil beberapa kajian, bentuk penyimpangan/korupsi anggaran sudah terjadi sejak awal proses perencanaan anggaran atau bentuk merencanakan korupsi. Pola yang terjadi pada sisi belanja, melakukan mark-up penetapan harga barang di atas harga pasar, barang yang menunjuk pada spesefikasi merk tertentu, dan pengalokasian proyek-proyek titipan dari kalangan yang dengan dengan eksekutif dan legislatif. Pada sisi pendapatan, melakukan mark-down penetapan estimasi pendapatan dibawah potensi pendapatan.<br /><br />Bentuk korupsi dalam perencanaan anggaran berimplikasi pada realisasi anggaran, dimana terjadi proses tender tertutup, penunjukan langsung, dan proyek fiktif. Dalam tahap pertanggungjawaban, untuk menutupi korupsi pada saat implementasi anggaran dilakukan pembuatan laporan pertanggungjawaban fiktif. Contohnya kasus korupsi korupsi yang dilakukan oleh elit negara/daerah, Gubernur/walikota/bupati.<br /><br />Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan anggaran negara, tidak hanya sebuah retorika komitmen moral semata tapi harus menjadi komitmen politik riil pemerintah-legislatif sebagai bentuk pencegahan dini terjadi pemborosan anggaran dan korupsi. Komitmen politik menjadi suatu keharusan hendak kemana republik ini dikelola?. Hal itu dapat diukur dalam angka-angka dokumen anggaran (APBDN/D) dan implemantasinya, apakah APBN/D yang diputuskan melalui proses politik berpihak pada rakyat miskin.<br /><br />Transparansi dan akuntabilitas harus menyentuh seluruh proses kebijakan anggaran baik di level nasional maupun di daerah. APBN/D dalam proses perencanaan, pembahasan, pelaksanaan dan pertanggung jawabannya harus dilakukan secara terbuka sesuai pasal 23 (1) UUD 1945 dan UU no 17/2003 tentang Keuangan Negara, namun dalam kenyataannya dokumen anggaran masih dianggap sebagai rahasia negara serta proses penganggaran dan pengelolaan uang rakyat masih belum menunjukkan akuntabilitas yang sesungguhnya. Uang rakyat dalam APBN/D yang dijarah oleh para koruptor yang dikembalikan kepada negara hingga saat ini belum diumumkan kepada publik, baik bentuk lembaga yang mengelolanya, sumber dan besarannya maupun reorientasi peruntukannya.<br /><br />Sejalan dengan UU No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, semangat anggaran berbasis kinerja harus benar-benar diterapkan oleh seluruh perangkat kelembagaan yang mempergunakan uang rakyat, dari pusat sampai daerah. Perilaku menghabiskan anggaran harus dikenakan sanksi tegas sebagai tindak pidana korupsi. Wallahul alam.<br /></div><br /><br /><div style="text-align: left;">Oleh:<br /><span style="font-weight: bold;">Hadi Prayitno</span><br /></div><br />(Lakpesdam Tuban)<br /></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-84317323772689035542009-06-08T12:53:00.000-07:002009-06-08T13:04:02.128-07:00Benteng Perekonomian NU di Era Post Globalisme<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6R2E6orvJ_tqguHnuOBvdtpm1JTT12f-sN_qmi1I0AgCQVNiZ2h8dXCqmgP2EjYwwOjsVEbg-hTzYse6zvYuITTh_RzoHmnM5zNwVY6HM4cLbxpXZ1Y3-bRoOlsosg32l3DSI0xSYnr0/s1600-h/Takut+Melaut.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6R2E6orvJ_tqguHnuOBvdtpm1JTT12f-sN_qmi1I0AgCQVNiZ2h8dXCqmgP2EjYwwOjsVEbg-hTzYse6zvYuITTh_RzoHmnM5zNwVY6HM4cLbxpXZ1Y3-bRoOlsosg32l3DSI0xSYnr0/s320/Takut+Melaut.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345048884288487122" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;">Melihat NU saat ini, berarti melihat pertarungan yang sangat ketat antara kemajuan yang telah diraih, kemunduran yang dialami, dan menatap tantangan kedepan yang begitu rumit. Kemajuan dan kemunduran NU mengalami tarik-ulur yang belum pernah selesai dari hal negatifnya yang selalu melingkupi, belum lagi tantangan kedepan yang masih membutuhkan kinerja yang ekstra, dan konsep kinerja yang lebih canggih. Kemajuan patut untuk ditingkatkan dan kemunduran mutlak untuk dibumihanguskan </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Secara eksplisit, kita harus memberikan apresiasi terhadap perjuangan para pemikir, kader, dan intelektual-intelektual NU yang selalu setia dalam jatuh bangun bersama NU, karena kemajuan NU selama ini tidak terlepas dari jerih payah mereka, baik yang berada di kalangan basis, ormas, lembaga suwadaya, NGO (yang kebanyakan terdiri dari kaum kritis), dan tataran elit baik yang di politik praktis maupun NU struktural. Banyak hal yang telah mereka lakukan, ada yang bergelut berjuang dalam bidang pemikiran keilmuan, perekonomian rakyat, ketatanegaraan (yang terwujud dalam wadah Partai Politik), dan banyak lagi yang lain. Ini tentu dilakukan dalam rangka memajukan NU; mensejahterakan dan memakmurkan NKRI.</span> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Di balik itu, kemunduran pun dialami oleh NU, dari berbagai konflik yang terjadi, begitu pula adanya pendatang baru, ditambah lagi dengan arus globalisasi yang tanpa terasa telah merongrong jantung pertahanan NU, hal ini membuat langkah NU semakin tertatih-tatih. Problema inilah yang perlu untuk dituntaskan. Perlu adanya langkah dan konsep baru dalam merancang gerak langkah, begitu pula persatuan tekad, tujuan dan ikatan mutlak adanya untuk terwujudnya konsep baru tersebut dalam realitanya.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Untuk meneruskan langkah NU ke depan bukanlah semakin mudah, melainkan akan semakin rumit, hal ini disebabkan karena tantangan yang ada di depan begitu besar dan kuat, keinginan untuk terciptanya kehidupan masyarakat yang sejahtera dan adil dalam bingkai ‘kebangsaan” dan “keagamaan” menjadi sulit, bahkan kesejahteraan masyarakat sendiri bisa-bisa tergadaikan; pada realitanya, keadaan bangsa Indonesia saat ini semakin carut marut, gejolak reformasi yang sebelas tahun yang lalu bergemuruh, kini lambat laun meredup.<br /><br />Penangan krisis dalam seluruh aspek masyarakat belum menampakkan hasilnya. Euphoria masyarakat akan kebebasan dalam berpolitik justru membuat masyarakat terlena akan tugas utama, bangkit dari keterpurukan. Para pemimpin bangsa pun sibuk dengan urusa politik dan kepentingan kelompoknya. Yang terjadi kemudian justru konflik kepentingan yang tak terhindarkan.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Berharap pada politisi untuk memperbaiki kehidupan berbangsa dan bernegara seakan menjadi utopia. Justru kini masyarakat semakin sengsara akan kondisi perekonomian bangsa. Harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya semakin tak terjangkau, sebagai akibat dari lonjakan harga minyak mentah dunia, belum lagi adanya krisis global yang melanda, seiring dengan itu jumlah penduduk miskin semakin bertambah.<br /><br /></span><span style="font-family:trebuchet ms;">Di balik meja kekuasaan, korupsi semakin merajalela dengan modus yang semakin canggih cara melakukannya. Nyaris tak kentara, kalaupun dapat dicium aparat penegak cara mengelakpun sudah didapat. Predikat Negara terkorup pun seakan enggan lepas dari negeri kita. Para bandit Negara belum akan berhenti sebelum dasi mereka sendiri mencekiknya, lengkap sudah penderitaan rakyat.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Oleh karena itu, dalam merspon hal inilah maka kemajuan yang telah diraih NU mutlak untuk ditingkatkan. Permasalahan-permasalahan yang kini sedang tersenyum manis harus segera mendapat respon dengan melahirkan konsep dan ide-ide yang canggih dalam menanggulanginya.</span><br /><br /><strong style="font-family: trebuchet ms;">Era post globalisme</strong> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam menentukan konsep dan sebuah ide atas permasalahan sebagaimana yang penulis ungkapkan di atas, perlu adanya analisis terhadap varian-varian yang melingkupi dan asal mula penyebab masalah itu terjadi hingga konsekuensi yang dirasakan oleh masyarakat. Namun dalam kesempatan ini penulis akan mengkritisi, melihat varian, dan asal mula penyebab masalah yang terkait dengan kesejahteraan ekonomi rakyat. </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Di era post globalisme ini, hal yang akan sulit didapatkan adalah kesejahteran, terutama kesejahteraan dalam bidang ekonomi. Pertarungan ekonomi dunia akan semakin ketat dan panas. Pasar global akan segera merebak ke seantero dunia, para pelaku ekonomi kecil dan menengah akan menelan erosi kekalahan yang sangat hebat, ironisnya para pelaku ekonomi kecil dan menengah ini adalah bais riil warga NU. Varian dalam bidang ekonomi ini adalah didalangi oleh sistem ekonomi kapitalis-neoliberalis.</span> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam kaitannya dengan negara-negara di dunia (yang saat ini banyak mengadopsi sistem kapitalis), posisi Indonesia hanyalah negara yang berada di titik pinggiran, yang menyediakan kekayaan alamnya untuk disedot ke pusat-pusat negara maju dengan cara meminjam uang ke negara maju dan dengan penanaman modal asing. Penduduk yang besar dan dengan kekayaan alam yang melimpah justru menjadi hadiah berharga bagi negara-negara maju, dulu kolonialisme fisik sekarang imperialisme neoliberal.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Posisi pinggiran dan miskin secara nasional perlu menjadi kesadaran seluruh warga bangsa, Indonesia bukan negara maju, bukan negara merdeka secara de facto, bukan negara yang cukup berwibawa dan jelas bukan negara makmur sejahtera. Indonesia adalah negara miskin dengan kekayaan alam melimpah, yang di eksploitasi terus menerus oleh negara maju dan dikuasai oleh Negara asing dalam bentuknya yang paling canggih.</span> <br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">Dengan demikian akanlah tampak jelas bahwa di era post globalisme, kehidupan masayarakat Indonesia akan semakin sulit dan terjepit, karena kebanyakan masyarakat Indonesia berada pada garis kemiskinan bahkan dibawah garis kemiskinan. Mereka akan sulit untuk mendapatkan bahan makanan pokok sehari-hari karena melambung tingginya harga bahan-bahan pokok tersebut, dan sekali lagi penulis tegaskan, bahwa masyarakat Indonesia yang berada dibawah garis kemiskinan dan pelaku ekonomi lemah-menengah kebanyakan dari mereka adalah basis riil masayarakat NU. Siapakah yang akan peduli dengan mereka !</span> <strong style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br />Skema Benteng Perekonomian</strong> <span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />Peristiwa yang menghawatirkan pada era post globalisme ini, perlu mendapat respon aktif-kreatif adanya sebuah ide dari NU, guna mengembangkan masyarakat basis riilnya. Pengembangan masyarakat yang bermuara pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan pendekatan kebutuhan dan permasalahan masyarakat sebagai subyek atau obyek, sedangkan kebutuhan masyarakat itu selalu berkembang dan permasalahan masyarakatpun hampir tak pernah absen di semua lapisan masyarakat, baik secara moril maupun materiil, maka sesungguhnya pengembangan masyarakat akan selalu mendapat tempat sepanjang masa di masyarakat manapun (KH Sahal Mahfudh, 1994 : 356)</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Respon aktif-kreatif inilah yang akan membawa basis masa NU dari keterpurukan dan kekalahan.<br /><br />Perjuangan akan adanya peningkatan pada masyarakat bawah bila kita lihat bahwa sangat singkron dengan asas-asas yang diajarakan oleh baginda Rasulullah SAW untuk memberikan makna dalam kehidupan masing-masing individu, asas ini berupa “sebaik-baik manusia adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain”, dengan demikian dalam hidup kita tidak layak jika hanya memikirkan diri sendiri tanpa harus memberikan manfaat pada orang lain, karena kehidupan yang demikian adalah menjalani kehidupan yang percuma karena tak bermakna. Konsekuensi dari kehidupan yang memberikan manfaat pada orang lain adalah bila kita meraih kesejahteraan bukan karena penindasan terhadap orang lain tapi karena kesejahteraan yang diraih berdasarkan kemanusiaan yang adil dan beradab.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Berkaitan dengan dasar dan kondisi inilah sekema benteng perekonomian NU harus dibentuk. Wujud atau bentuk skema benteng ini bahwa NU harus menciptakan atau memiliki Geng yang besar, Geng yang mampu mengakomodir gerak perekonomian warga NU.<br /><br />Di samping itu Geng ini bisa dibantu oleh partisipasi masyarakat itu sendiri atau lembaga-lembaga suwadaya masyarakat yang memiliki animo dan orientasi sesuai ideologi Nahdliyin.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Gerak perekonomian warga NU yang penulis maksud di sini adalah gerak perekonomian yang hanya memutar di kalangan masyarakat NU. Antara permintaan dan penawaran hanya berpindah dari satu tangan warga NU ke tangan warga NU yang lain bukan ke pihak asing atau pelaku sistem kapitalisme, pemenuhan kebutuhan dari pembelian dan penjualan hanya disalurkan ke sesama warga berbasis NU bukan ke pihak lain yang mengadopsi sistem kapitalis-neoliberalis.<br /><br />Dengan hal ini maka perekonomian NU akan aman dari ancaman yang mematikan.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Itulah wujud atau bentuk skema benteng pertahanan perekonomian NU di tengah arus globalisasi, sebuah sistem pertahanan yang melingkar di tengah derasnya arus globalisasi. Dengan benteng pertahanan ini NU akan mampu survive dalam menghadapi masa depannya demi kesejahteraan dan keamanan warganya. Disamping itu harus ada pemberdayaan atas masyarakat yang ekonomi lemah oleh kalangan masyarakat yang ekonomi kuat, hal terakhir ini pun akan semakin membantu tegak dan kuatnya benteng pertahanan ini dan kesejahteraan pun akan semakin merata.</span><br /></div><br /><br /><br /><strong></strong><em style="font-family: trebuchet ms;"><br />(sumber: www.nu.or.id)<br /></em>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-80197103923787979312009-06-08T12:07:00.000-07:002009-06-08T12:16:11.908-07:00Tugas Organisasi Kemasyarakatan<div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMGiLhI7tHPvN0ozxuK0_YMz1eTKy9SJvSBK3z8UjtmB40GhgyGHR-Qu4HhF_FfklRWUiDTIkQ1QlxY7ypboqxUjd4yOu1H03CURTqXXXxGtihLMBGvG4otlwwJGRmvXwMAGinzp_mKu8/s1600-h/Muktamar+NU+2010.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 205px; height: 181px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMGiLhI7tHPvN0ozxuK0_YMz1eTKy9SJvSBK3z8UjtmB40GhgyGHR-Qu4HhF_FfklRWUiDTIkQ1QlxY7ypboqxUjd4yOu1H03CURTqXXXxGtihLMBGvG4otlwwJGRmvXwMAGinzp_mKu8/s320/Muktamar+NU+2010.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345036193649674610" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Sekian lama organisasi kemasyarakatan (ormas) menghadapi tantangan tunggal yakni sistem pemerintahan otoriter. Namun setelah sistem otoriter tunggal itu tumbang tidak berarti tantangan hilang sehinga kita bertopang dagu. Tantangan baru yang muncul lebih besar dan lebih luas spektrumnya. Tantangan tidak hanya bersifat politik yang represif, tetapi juga tantangan ekonomi dan ancaman budaya. Tantangan sebelumnya membuat kehidupan sosial mencekam, tertib, sedikit tenang, tetapi menjadi stagnan. Sementara tantangan baru ini adalah munculnya kehidupan baru yang dinamis tetapi diwamai dengan kehidupan sosial porak-poranda, tidak ada tertib sosial atau tertib sipil.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> <br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br />Ini menunjukkan kita sedang dalam gerak ekstrem dari pendulum orde baru yang kaku ke orde yang lain yang sebenarnya belum diketemukan karena itu proses ini penuh dengan trial, penuh kekacauan yang bergejolak dengan ujung yang belum pasti. Dalam situasi seperti ini ormas dan juga kelompok yang lain dituntut untuk mampu menjaga independensi warga atau melindungi warga dari segala tantangan yang mengancam kemandiriannya, dalam arti pilihan politiknya, keterjaminan ekonominya termasuk menjaga kepribadiannya. Kesemuanya ini merupakan basis eksistensi masyarakat yang mesti dipenuhi keberadaannya.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><br /><br /><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Langkah-Iangkah yang dilakukan oleh ormas, khususnya ormas agama dalam mendidik, dan membimbing serta melindungi masyarakat yang kepedulian utamanya adalah persoalan moral, menjadi sangat penting menghadapi berbagai tantangan. Sebenarnya berbagai langkah eksperimentasi tadi sesuatu yang positif, hanya saja semuanya dijalankan dalarn waktu serentak sehingga tidak ada kesiapan dari semua pihak, baik pemerintah, rakyat termasuk ormas sendiri. Sehingga dalam situasi seperti ini ormas sangat kesulitan menjalankan perannya untuk menjaga kemandirian warga dari intervensi dari luar baik yang bersifat politik dari negara, ekonomi dari korporasi besar, maupun secara budaya yang menceraiberaikan mental dan kepribadian yang mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri dan terhentinya kreativitas. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br />Proses pencarian ini tejadi di tengah masyarakat yang tidak terintegrasi dan tidak terkonsolidasi sehingga tidak ada kepentingan bersama yang bisa dikompromikan tidak ada rasa saling percaya yang bisa dijadikan platform bersama, maka diwujudkan dalam keretakan sosial yang nyata dengan diwujudkan dalam pendirian partai politik yang banyak jumlahnya yang melebihi jumlah aliran atau ideologi yang ada, tetapi sebanyak kepentingan yang ada. Sebelum ada konsolidasi sosial yang dilakukan dengan cara menumbuhkan rasa saling percaya, maka konsolidasi warga sulit terjadi karena masing-masing kelompok akan menyeret bahkan memprovolasi setiap orang untuk bergerak kea rah persainingan individu yang tanpa dibarengi tangungjawab kelompok, maka tidak ada saling kerja sarna dan saling melindungi.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> <br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Dalam kondisi seperti ini ormas terutama ormas berbasis agama akan mengalami kesulitan besar, karena organisasi ini sepenuhnya berdasarkan kesukarelaan dan menuntut adanya dedikasi yang tinggi dari anggotanya, tetapi dengan adanya semangat individualisasi, semangat monetisasi setiap aktivitas dan tindakan, sementara ormas tidak selalu cukup bisa melakukan pembinan mental warga yang tengah dikomersialisiasi, mengakibatkan surutnya peran ormas dalam menjaga masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Sebenamya ormas-ormas telah memiliki platform ini hanya saja agak diabaikan yaitu Pancasila. Kalau dalam undang-undang keormasan orde baru demi stabilitas Pancasila sangat ditekankan, tetapi sebagai sarana dominasi. Sebaliknya dalam rancangan banding yang dibuat oleh kalangan LSM dengan semangat liberaltasnya maka agak mengabaikan platform yang telah ada ini, sementara platform baru tidak ditumbuhkan. Kalau rencana itu dijalankan akan mengakibatkan friksi sosial. Pancasila perlu ditempatkan secara proporsional, harus kita tempatkan di luar interes orde yang ada baik lama maupun yang baru, karena platform ada jauh sebelum kedua orde itu lahir. Sejarah telah membuktikan bahwa dengan platfor itu banagsa ini telah mewujudkan Indonesia Raya yang multi etnis, multi ras dan multi agama serta multi ideologi bisa bertemu bersama untuk membentu suatu negara dan kehidupan bersama.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br />Selain platform bersama, hal penting lainnya adalah melakukan </span><em style="font-family: trebuchet ms;">empowering people</em><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >, hal ini diperlukan untuk mewujudkan cita-cita kedaulatan rakyat. Dengan adanya kedaulata rakyat itulah rakyat ada dan bisa beraktivitas. Inti kedaulatan rakyat adalah adanya otonomi bagi masing-masing individu, sehingga mampu mengatur dirinya sendiri. Namun demikian tetap berpijak pada tanggungjawab sosial sebaagai warga negara perlu diperkuat.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /></span><em style="font-family: trebuchet ms;">Empowering government </em><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >juga sangat mendesak. Pemerintah sebagai pemangku mandat rakyat untuk mengurus segala keperluan bersama, tidak hanya melayani keprluan masyarakat, tetapi juga menjaga keutuhan dan keamanan negara, memang dibutuhkan pemerintahan yang berwibawa stabil dan kuat. Kalau pemerintahan tidak memiliki kewibawaan, akhirnya tidak kuat dalam mempertahankan prinsip hukum dan moral, akhimya pemerintah tidak mampu melindungi dan melayani masyarakat, termasuk tidak mampu menjaga kedaulatan negara. Maka yang terjadi seperti sekarang ini pemerintah telah menjadi alat siapa saja, baik pengusaaha, bisa jadi kelomppok mafia, calo dan sebagainya sehingga bisa dilihat hampir mengabaikan kepentingan rakyat banyak. Jangan sampai ketakutan terhadap otoritarianisme membuat kita takut pada pemerintahan yang kuat. </span> <span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br />Hal lainnya adalah upaya </span><em style="font-family: trebuchet ms;">reinventing state</em><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >. Ormas bukanlah </span><em style="font-family: trebuchet ms;">non-governmental organizations </em><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >(NGO), maka eksistensi state dan government dipandang sebagai entitas yang sangat penting sarana kehidupan bersama. Ormas besar di Indonesia lahir sebelum negara ada, sejak awal ormas bersama kekuatan politik lain berjuang untuk membangun negara Indonesia, sejak terlibat dalam perang, proses perumusan konstitusi hingga membentuk pemerintahan. Reinventing state ini dalam arti menempatkana negara sebagai satu kesatuan wilayah yang menjadi wahana di mana segenap aspirasi politik, modal ekonomi dan gagasan kebudayaan, dan agama bisa diekapresikan secara bebas dan aman. Dengan penempatan negara seperti itu maka eksistensi bangsa yang selama ini sudah ada bisa ditegakkan dan dilindungi oleh negara dalam satu wilayah yang kokoh dan utuh. Dalam Negara selalu ada wilayah, ada pemerintah juga terpenting ada rakyat. Mereka berada dan berlindung dalam satu wilayah yang disebut dengan negara.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> </span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" ><br /><br />Kesemua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. Dalam kondisi yang tidak menentu ini akhirnya bola panas masalah ini banyak ditumpahkan ke ormas, sementara ormas tidak sepenuhnya siap dan mampu menanggung beban ini. Ormas masih perlu membanahi diri, mengkonsolidasi diri, sebab lemahanya basisi ekonomi serta terbatasnya inftastrukur yang dimiliki peran yang dijalankan tidak cukup besar. Penguatan peran ini masih menunggu konsolidasi, ini mendapat peluang besar karena ormas memiliki jaringan keatas dan kebawah cukup kuat, lagi pula sistem pergantian pengurusana yang relatif lancar dan berkesinambungan membuat ia lebih bisa diandalkan ketimbang partai apolitik pada umumnya yang selalu terputus dan terpecah, kalaupun tetap utuh cepat berubah, mengikuti tawaran dari luar.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br /></span><span style="font-family: trebuchet ms;font-family:trebuchet ms;" >Karena restrukturisasi sosial zaman orde baru didahului oleh restrukturisasi politik, maka sudah sewajarnya kalau restrukturisasi sosial pasca reformasi ini juga dimulai dengan restrukturisai politik, antara lain dengan melakukan berbagai perombakan atau revisi terhadap UU yang ada, agar sesuai dengan kondisi politik yang lebih terbuka dan lebih demokratis. Restrukturisasi sosial yang dilakukan melalui undang-undang keormasan hendaklah mengacu pada problem-problem riil yang dihadapi ormas agar ormas bisa kembali berperan secara maksimal.</span><span style="font-family: trebuchet ms;"> <br /><br />Jangan sampai undang-undang baru dirumuskan malah menyerimpung ormas dalam bentuk yang lain sehingga hanya memberikan peluang kepada ormas sebagai sapi perah bagi kekuatan lain, sehingga perannya menjaga independensi, melindungi masyarakat dari berbagai ancaman politik, ancaman ekonomi dan ancaman kebudayaan masyarakat tetap tidak terwujud. Padahal dengan undang-undang baru kita berharap memberikan ormas berperan lebih besar dalam menjalankan tugas sosial mereka.</span><br /></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;"><br /><br />(</span><strong style="font-family: trebuchet ms;"><em>Abdul Mun'im DZ</em></strong><span style="font-family:trebuchet ms;">)<br />sumber: www.nu.or.id<br /></span></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-91074279296780510482009-06-08T11:20:00.000-07:002009-06-08T11:33:48.058-07:00Karakter Tawassuth, Tawazun, I'tidal, dan Tasamuh dalam Aswaja<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht8JrnE19MC-jKN23BIsOv-xGzhtCW8H3td5Em9uR1kcnOuN39axMvi5S5nu9aYIS_nslMInEZ9zdzGalRycB4v-AeixaMoY035dXtmFtx7UXOwU1wTeEV_KSC6zii27jEPpHdLdYEujc/s1600-h/NU+Warna.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 229px; height: 175px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht8JrnE19MC-jKN23BIsOv-xGzhtCW8H3td5Em9uR1kcnOuN39axMvi5S5nu9aYIS_nslMInEZ9zdzGalRycB4v-AeixaMoY035dXtmFtx7UXOwU1wTeEV_KSC6zii27jEPpHdLdYEujc/s320/NU+Warna.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345026245396684322" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;">Ada tiga ciri utama ajaran Ahlussunnah wal Jamaah atau kita sebut dengan Aswaja yang selalu diajarkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya:</span><br /><div style="text-align: justify;"><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Pertama, </span><em style="font-family: trebuchet ms;">at-tawassuth</em><span style="font-family:trebuchet ms;"> atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrim kiri ataupun ekstrim kanan. Ini disarikan dari firman Allah SWT:</span><br /></div><br /><div align="right"><span style="font-size:130%;">وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطاً لِّتَكُونُواْ شُهَدَاء عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيداً</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><em style="font-family: trebuchet ms;">Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian.</em><span style="font-family:trebuchet ms;"> (QS al-Baqarah: 143).</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Kedua </span><em style="font-family: trebuchet ms;">at-tawazun </em><span style="font-family:trebuchet ms;">atau seimbang dalam segala hal, terrnasuk dalam penggunaan dalil </span><em style="font-family: trebuchet ms;">'aqli </em><span style="font-family:trebuchet ms;">(dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil </span><em style="font-family: trebuchet ms;">naqli </em><span style="font-family:trebuchet ms;">(bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits). Firman Allah SWT:</span><br /></div><br /><div align="right"><span style="font-size:130%;">لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;"><em style="font-family: trebuchet ms;">Sunguh kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti kebenaran yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka al-kitab dan neraca (penimbang keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.</em><span style="font-family:trebuchet ms;"> (QS al-Hadid: 25)</span><br /><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Ketiga, </span><em style="font-family: trebuchet ms;">al-i'tidal </em><span style="font-family:trebuchet ms;">atau tegak lurus. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:</span><br /></div><br /><div align="right"><span style="font-size:130%;">يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ لِلّهِ شُهَدَاء بِالْقِسْطِ وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُواْ اعْدِلُواْ هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُواْ اللّهَ إِنَّ اللّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ<br /></span></div><br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><em>Wahai orang-orang yang beriman hendaklah kamu sekalian menjadi orang-orang yang tegak membela (kebenaran) karena Allah menjadi saksi (pengukur kebenaran) yang adil. Dan janganlah kebencian kamu pada suatu kaum menjadikan kamu berlaku tidak adil. Berbuat adillah karena keadilan itu lebih mendekatkan pada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan</em>. (QS al-Maidah: 8)<br /><br />Selain ketiga prinsip ini, golongan Ahlussunnah wal Jama'ah juga mengamalkan sikap <em>tasamuh</em> atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta menghormati orang yang memiliki prinsip hidup yang tidak sama. Namun bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang berbeda tersebut dalam meneguhkan apa yang diyakini. Firman Allah SWT:<br /></div><br /><div align="right"><span style="font-size:130%;">فَقُولَا لَهُ قَوْلاً لَّيِّناً لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى</span><br /></div><br /><em style="font-family: trebuchet ms;">Maka berbicaralah kamu berdua (Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS) kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut dan mudah-mudahan ia ingat dan takut</em><span style="font-family:trebuchet ms;">. (QS. Thaha: 44)</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Ayat ini berbicara tentang perintah Allah SWT kepada Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS agar berkata dan bersikap baik kepada Fir'aun. Al-Hafizh Ibnu Katsir (701-774 H/1302-1373 M) ketika menjabarkan ayat ini mengatakan, "Sesungguhnya dakwah Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS kepada Fir'aun adalah menggunakan perkataan yang penuh belas kasih, lembut, mudah dan ramah. Hal itu dilakukan supaya lebih menyentuh hati, lebih dapat diterima dan lebih berfaedah". (</span><em style="font-family: trebuchet ms;">Tafsir al-Qur'anil 'Azhim</em><span style="font-family:trebuchet ms;">, juz III hal 206).</span> <span style="font-family:trebuchet ms;">Dalam tataran praktis, sebagaimana dijelaskan KH Ahmad Shiddiq bahwa prinsip-prinsip ini dapat terwujudkan dalam beberapa hal sebagai berikut: (Lihat </span><em style="font-family: trebuchet ms;">Khitthah Nahdliyah</em><span style="font-family:trebuchet ms;">, hal 40-44)</span><strong style="font-family: trebuchet ms;"><br /><br />1. Akidah.</strong><ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Keseimbangan dalam penggunaan dalil <em>'aqli </em>dan dalil <em>naqli</em>.</li><li>Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam.</li><li>Tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid'ah apalagi kafir.</li></ul><strong style="font-family: trebuchet ms;"></strong><strong style="font-family: trebuchet ms;"><br />2. Syari'ah</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Hadits dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.</li><li>Akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang je1as (<em>sharih</em>/<em>qotht'i</em>).</li><li>Dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif (<em>zhanni</em>).</li></ul> <strong style="font-family: trebuchet ms;">3. Tashawwuf/ Akhlak</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam.</li><li>Mencegah sikap berlebihan (<em>ghuluw</em>) dalam menilai sesuatu.</li><li>Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya sikap <em>syaja’ah </em>atau berani (antara penakut dan ngawur atau sembrono), sikap <em>tawadhu' </em>(antara sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan (antara kikir dan boros).</li></ul> <strong style="font-family: trebuchet ms;">4. Pergaulan antar golongan</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Mengakui watak manusia yang senang berkumpul dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya masing-masing.</li><li>Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang berbeda.</li><li>Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling menghormati dan menghargai.</li><li>Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata memusuhi agama Islam.</li></ul> <strong style="font-family: trebuchet ms;">5. Kehidupan bernegara</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li><br /></li></ul><ul style="font-family: trebuchet ms;"><li><br /></li><li>NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus tetap dipertahankan karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa.</li><li>Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama.</li><li>Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah.</li><li>Kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik.</li><li><br /></li></ul><strong style="font-family: trebuchet ms;">6. Kebudayaan</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan hukum agama.</li><li>Kebudayaan yang baik dan ridak bertentangan dengan agama dapat diterima, dari manapun datangnya. Sedangkan yang tidak baik harus ditinggal.</li><li>Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan (<em>al-muhafazhatu 'alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah</em>).</li></ul><strong style="font-family: trebuchet ms;"></strong> <strong style="font-family: trebuchet ms;"> 7. Dakwah</strong> <ul style="font-family: trebuchet ms;"><li>Berdakwah bukan untuk menghukum atau memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT.</li><li>Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang jelas.</li><li>Dakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sasaran dakwah.</li></ul> <div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><strong></strong><br /><strong>KH Muhyidin Abdusshomad</strong><br /><em>Pengasuh Pesantren Nurul Islam, Ketua PCNU Jember</em></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6311333351508422750.post-41463612842325684622009-06-08T11:10:00.000-07:002009-06-08T11:17:45.422-07:00Pendapatan Pejabat di Luar Gaji Pokok<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCYwm8ZAIEeR_IPsJJkhN0aEHKGgldqVUHpfRnfgHyC1U2roHHuOoS6ugUFcFZjYBQmJJn2GoVYIr-1aRpJuHm13OXRE-PyrAthPiTNpTK-HVB-n7o08ROqIHc7yURDghLthejyiIw4bc/s1600-h/NU+Warna.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 249px; height: 177px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCYwm8ZAIEeR_IPsJJkhN0aEHKGgldqVUHpfRnfgHyC1U2roHHuOoS6ugUFcFZjYBQmJJn2GoVYIr-1aRpJuHm13OXRE-PyrAthPiTNpTK-HVB-n7o08ROqIHc7yURDghLthejyiIw4bc/s320/NU+Warna.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345022039050571826" border="0" /></a><span style="font-family:trebuchet ms;">Telah diketahui bahwa gaji pokok para bupati, gubernur, anggota dewan perwakilan rakyat dan para pejabat lainnya jelas-jelas tidak dapat menutup biaya yang dikeluarkan selama masa kampanye. Namun nyatanya masih saja banyak yang berminat. Hal ini lantaran para calon pejabat yakin penghasilan di luar gaji pokok atau biasa disebut dengan ceperan itu jumlahnya lebih banyak, seperti dari persenan (</span><em style="font-family: trebuchet ms;">fee</em><span style="font-family:trebuchet ms;">) para kontraktor yang menang tender, serta uang lembur, tunjangan-tunjangan dan lain-lain yang yang melebihi dari gaji pokok dan jumlahnya berlipat-lipat.</span><br /><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><br />Bagaimanakah konsep fiqh tentang pendapatan di luar gaji pokok di atas. Halalkah pendapatan di luar gaji pokok itu?<br /><br />Dalam beberapa kitab <em>mu’tabarah </em>yang menjadi rujukan pesantren seperti <em>Bughyatul Mustarsyidin</em>, <em>Roudlotut Tholibin</em>, <em>I’anatut Tholibin</em>, <em>Ahkamus Shulthoniyah</em>, <em>Ihya` Ulumiddin</em>, <em>Ta’liqatut Tanbih fi Fiqhis Syafi’i </em>dan <em>Al-Bajuri </em>tidak ada penjelasan secara khusus mengenai gaji pokok dan gaji ceperan untuk para pejabat.<br /><br />Dalam Kitab <em>Bughyatul Mustarsyidin </em>secara sederhana dijelaskan bahwa gaji para hakim, juga para wakil rakyat yang bekerja untuk kemaslahatan umat diambilkan dari kas negara (<em>baitul maal</em>), dengan kadar yang pantas dan tidak berlebihan. Selanjutnya, setelah mendapatkan gaji itu, para pejabat tidak diperkenankan mengambil imbalan dari dua orang yang sedang bertransaksi, para hakim tidak boleh memungut sesuatu pun dari pihak-pihak yang bermasalah, dan para petugas nikah atau Kantor Urusan Agama (KUA) tidak boleh menerima pemberian dari orang yang melangsungkan akad akad nikah.<br /><br />Para hakim diharamkan menerima suap (<em>riswah</em>). Dalam <em>Roudlotut Thalibin</em>, mengutip Syeikh Abu Hamid, dijelaskan, jika pun kas negara tidak cukup dana (rizki) untuk menggaji para hakim, maka diperkenankan meminta rizki kepada pihak-pihak bermasalah dan disepakati sebelum permasalahan disidangkan. Penjelasan serupa juga ditemukan dalam kitab <em>I’anatut Tholibin</em>.<br /><br />Persoalan penghasilan di luar gaji pokok dikaitkan dengan pembahasan tentang riswah atau suap. Namun dalam banyak pembahasan, riswah dibedakan dengan pengertian hadiah. Dalam kitab Ihya` Ulumiddin disebutkan, Imam Ghazali ditanya, apa mungkin riswah dan hadiah dibedakan, toh keduanya tidak mungkin diberikan tanpa ada maksud, kenapa riswah dilarang sementara hadiah tidak, apa yang membedakan keduanya?<br /><br />Imam Ghazali menjawab, memberikan sesuatu kepada orang lain memang tidak mungkin tanpa maksud. Dalam penjelasan yang panjang lebar Imam Ghazali menjelaskan bahwa pemberian itu sejatinya dimaksud untuk mendekatkan diri dengan pihak yang diberi, atau si pemberi berharap akan memperoleh dampak dari pemberian itu. Jika si pemberi sekedar berharap mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dengan pemberian itu maka hukumnya maksuh saja, dan ini adalah hadiah. Sementara jika pemberian itu dimaksud untuk mempengaruhi keputusan hakim atau kebijakan pemerintah, atau si pemberi memberikan hadiah kepada para hakim dan pejabat atas kebijakan yang menguntungkan dirinya, maka itu adalah riswah.<br /></div><br /><div align="right"><span style="font-size:130%;">فَإنْ كَانَ جَاهُهُ بِوِلَايَةٍ تَوَلَّاهُ مِنْ قَضَاءٍ أوْ عَمَلٍ أوْ وِلَايَةِ صَدَقَةٍ أوْ جَبَايَةِ مَالٍ أوْ غَيْرِهِ مِنَ اْلأَعْمَالِ السُّلْطَانِيَةِ حَتَّى وِلَايَةِ الْأَوْقَافِ مَثَلاً وَكَانَ لَوْلَا تِلْكَ اْلوِلَايَةِ لَكَانَ لَايَهْدَى إلَيْهِ فَهَذِهِ رِشْوَةٌ عَرَضَتْ فِيْ مَعْرِضِ الْهَدِيَّةِ-- إحياء علوم الدين؛ ج 2/ ص 152-153</span><br /></div><br /><div style="text-align: justify;"> <span style="font-family:trebuchet ms;">Apabila hadiah itu diberikan berkaitan dengan jatuhnya keputusan pengadilan, atau pencairan dana sosial dan berbagai kebijakan pemerintah yang lain seperti terkait wakaf, dan jika tanpa maksud itu seseorang tidak akan memberikan hadiah maka yang semacam ini disebut riswah (suap), meskipun kelihatannya seperti hadiah. (Ihya’ Ulumiddin 2: 152-153) </span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Maka kembali kepada pertanyaan di atas, berdasarkan beberapa uraian dalam kitab-kitab </span><em style="font-family: trebuchet ms;">mu’tabarah</em><span style="font-family:trebuchet ms;"> tersebut, bisa disimpulkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari hasil ‘main mata’ dengan para kontraktor berupa uang persenan hukumnya adalah haram, sekalipun ada Undang-Undang yang membenarkan ini.</span> <span style="font-family:trebuchet ms;"> Sedangkan pendapatan lain yang didapat dari gaji lembur atau berbagai fasilitas tambahan yang diberikan dari negara dibolehkan sepanjang itu setimpal dengan jerih payah yang dilakukan dalam mengurus rakyat atau mewujudkan kemaslahatan umat. Definisi setimpal ditentukan oleh adat atau berdasarkan rata-rata penghasilan masyarakat setempat (</span><em style="font-family: trebuchet ms;">qadra kifayatil laiqah min ghairi tabdzir</em><span style="font-family:trebuchet ms;">), atau mungkin tepatnya tidak terlalu jauh melebihi upah minimum regional (UMR).-- </span><em style="font-family: trebuchet ms;"></em> <em style="font-family: trebuchet ms;"> </em> <em style="font-family: trebuchet ms;"> Disarikan dari hasil bahtsul masail Diniyah Waqiiyah Syuriyah PWNU Jawa Timur di Pondok Pesantren Ihyaul Ulum, Dukun, Gresik. Pertanyaan tentang gaji lebihan pejabat ini diajukan oleh PCNU Blitar. (A. Khoirul Anam)</em></div>Lakpesdam Tubanhttp://www.blogger.com/profile/04209819964745373870noreply@blogger.com0